Mataram (ANTARA) - Senggigi Open Surfing 2025 menandai babak penting dalam upaya Nusa Tenggara Barat menempatkan diri di peta sport tourism internasional. 

Ajang ini menunjukkan bahwa NTB memiliki lebih dari sekadar keindahan alam; ia memiliki modal alami, komunitas, dan momentum untuk membangun pariwisata berbasis olahraga secara lebih terarah dan berkelanjutan.

Potensi surfing NTB tidak perlu diragukan. Garis pantai yang panjang, ombak yang relatif stabil sepanjang tahun, serta variasi spot dari Senggigi, Gerupuk, Selong Belanak, Teluk Ekas, hingga Lakey di Dompu menjadikan NTB sebagai salah satu kawasan dengan kekayaan ombak terbaik di Indonesia. 

Beberapa di antaranya bahkan telah lama dikenal di kalangan peselancar dunia. Namun selama ini, potensi tersebut lebih banyak berkembang secara alamiah, belum sepenuhnya dikelola sebagai satu ekosistem pariwisata olahraga yang terintegrasi.

Kehadiran Senggigi Open Surfing 2025 menjadi isyarat perubahan pendekatan. Pariwisata tidak lagi semata diukur dari jumlah kunjungan, tetapi dari kualitas pengalaman dan dampak jangka panjang. 

Sport tourism menawarkan karakter wisatawan dengan minat khusus, masa tinggal lebih lama, serta keterikatan emosional yang lebih kuat dengan destinasi. Model ini lebih selaras dengan prinsip keberlanjutan dibanding pariwisata massal yang kerap menekan daya dukung lingkungan dan sosial.

Namun tantangan utama NTB bukanlah kemampuan menggelar event, melainkan menjaga kesinambungan setelah event usai. Banyak daerah mampu menciptakan kemeriahan sesaat, tetapi gagal menjadikannya agenda berkelanjutan. 

Surfing kelas dunia tidak tumbuh dari satu lomba besar, melainkan dari konsistensi kalender kegiatan, kepastian regulasi, dan kesiapan destinasi dari waktu ke waktu. Tanpa itu, event berisiko menjadi euforia singkat yang tidak meninggalkan warisan berarti.

Kolaborasi lintas sektor menjadi prasyarat mutlak. Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, asosiasi selancar, pelaku usaha pariwisata, dan komunitas lokal harus bergerak dalam satu irama. 

Keterlibatan masyarakat sekitar pantai menjadi faktor penentu. Tanpa rasa memiliki dan manfaat yang nyata bagi warga, sport tourism justru berpotensi memicu konflik dan resistensi sosial, yang pada akhirnya merusak reputasi destinasi.

Pembenahan tata kelola yang mulai terlihat di Teluk Ekas, Lombok Timur, menunjukkan arah yang tepat. Penataan pengelolaan wisata, kehadiran negara dalam menjamin keteraturan, serta upaya mencegah persaingan tidak sehat adalah fondasi penting. 

Surfing kelas dunia menuntut kepastian, mulai dari akses pantai, keselamatan di laut, hingga keadilan dalam berusaha. Promosi sebesar apa pun akan runtuh jika tata kelola di lapangan rapuh.

Surfing juga memiliki potensi strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Inisiatif memasukkan surfing ke lingkungan sekolah, seperti yang mulai dikembangkan di Sumbawa Barat, memperluas makna olahraga ini. 

Surfing tidak hanya diposisikan sebagai atraksi wisata, tetapi sebagai sarana pembinaan atlet, pendidikan karakter, dan penyedia alternatif ekonomi jangka panjang, terutama di wilayah yang tengah mencari arah pascatambang.

Langkah NTB menuju surfing kelas dunia berada di jalur yang tepat, tetapi menuntut konsistensi kebijakan dan kesabaran. Kesiapan infrastruktur, keselamatan, kebersihan pantai, dan perlindungan ekosistem pesisir harus berjalan beriringan. Tanpa keberlanjutan lingkungan, daya tarik ombak akan kehilangan nilainya.

Ombak di NTB sudah tersedia dan diakui. Tantangan sesungguhnya adalah memastikan kesungguhan mengelola peluang itu agar tidak berhenti sebagai agenda seremonial, melainkan tumbuh menjadi ekosistem sport tourism yang matang dan berkelas dunia.

Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Ketika hutan Sumbawa tak lagi terjaga
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - HUT NTB: Menata arah di usia 67
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Desa berdaya, harapan baru pengentasan kemiskinan di NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mengurai simpul sampah perkotaan NTB
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menjaga ingatan Bumi Gora
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menguatkan Lombok Sumbawa di peta budaya
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Koruptor: Orang berilmu yang serakah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mandalika di bawah ancaman tambang liar
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Korupsi PPJ dan krisis tata kelola di Lombok Tengah
 


Pewarta : Abdul Hakim
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025