Pekanbaru (ANTARA) - Tim penyelamat satwa dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau mengevakuasi satu ular piton yang kesulitan bergerak karena kekenyangan dari kebun warga Desa Api-api, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
"Ular itu memiliki panjang delapan meter," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, BBKSDA Riau langsung melakukan survei dan pengecekan setelah menerima laporan dari warga bernama Mulyono pada Selasa (22/10) mengenai penemuan ular piton jenis Sanca bodo di kebun warga.
Ular jenis Python bivittatus tersebut ditemukan di Desa Api-api, yang berada di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu. Reptilia dari famili Pythonidae diduga berasal dari kawasan konservasi Bukit Batu.
"Ulat piton ditemukan masih dalam kondisi hidup dengan perut menggembung, diperkirakan baru selesai memangsa babi hutan," kata Suharyono.
Tim BBKSDA Riau kemudian mengamankan lokasi untuk melakukan evakuasi ular tersebut dengan bantuan warga. Proses evakuasi mencakup penggunaan alat berat di sekitar kebun untuk membuat embung agar ular tidak kepanasan.
Ular tersebut dievakuasi ke mobil dan dibawa menuju kantor BBKSDA Bidang Wilayah II Siak karena tidak memungkinkan untuk dilepaskan di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
"Selanjutnya diserahkan pada lembaga konservasi atau dilepasliarkan ke alam," kata Suharyono.
Ular piton memiliki kemampuan untuk membelit dan menelan mangsa yang berbadan lebih besar darinya. Namun, setelah menelan bulat-bulat mangsanya, ular tersebut kadang kesulitan bergerak dan hal itu bisa mengakibatkan kematian.
"Ular itu memiliki panjang delapan meter," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono di Pekanbaru, Rabu.
Ia menjelaskan, BBKSDA Riau langsung melakukan survei dan pengecekan setelah menerima laporan dari warga bernama Mulyono pada Selasa (22/10) mengenai penemuan ular piton jenis Sanca bodo di kebun warga.
Ular jenis Python bivittatus tersebut ditemukan di Desa Api-api, yang berada di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu. Reptilia dari famili Pythonidae diduga berasal dari kawasan konservasi Bukit Batu.
"Ulat piton ditemukan masih dalam kondisi hidup dengan perut menggembung, diperkirakan baru selesai memangsa babi hutan," kata Suharyono.
Tim BBKSDA Riau kemudian mengamankan lokasi untuk melakukan evakuasi ular tersebut dengan bantuan warga. Proses evakuasi mencakup penggunaan alat berat di sekitar kebun untuk membuat embung agar ular tidak kepanasan.
Ular tersebut dievakuasi ke mobil dan dibawa menuju kantor BBKSDA Bidang Wilayah II Siak karena tidak memungkinkan untuk dilepaskan di sekitar kawasan Suaka Margasatwa Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis.
"Selanjutnya diserahkan pada lembaga konservasi atau dilepasliarkan ke alam," kata Suharyono.
Ular piton memiliki kemampuan untuk membelit dan menelan mangsa yang berbadan lebih besar darinya. Namun, setelah menelan bulat-bulat mangsanya, ular tersebut kadang kesulitan bergerak dan hal itu bisa mengakibatkan kematian.