Bocah 6 Tahun di Dompu tewas digigit ular Viper, Penanganan medis lambat

id Anak Meninggal Dunia, Ular Berbisa, RSUD Dompu, Kabupaten Dompu, Puskesmas Nangakara

Bocah 6 Tahun di Dompu tewas digigit ular Viper, Penanganan medis lambat

Upaya Penyeludupan Ular Seekor anakan ular jenis ular kapak hijau (Indonesian Pit Viper) diperlihatkan kepada wartawan, di kantor Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Wilayah Kerja Bandara Juanda , Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (28/8). Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya Wilayah Kerja Bandara Juanda mengamankan 11 ekor anakan ular kapak hijau dalam kemasan kantung plastik yang akan dikirim ke Afrika Selatan melalui Bandara Juanda. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/kye/17

Dompu (ANTARA) - Nyawa Muhammad Ary (6 thn), asal Desa Sorinomo, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), tak bisa tertolong setelah digigit ular berbisa jenis viper.

Peristiwa itu terjadi pada Senin, 11 Agustus 2025 sekitar pukul 10.00 Wita. Ary sempat dilarikan ke Puskesmas Nangakara dan dirujuk ke RSUD Dompu karena tidak ada obat penawar racunnya.

"Saat tiba di RSUD Dompu sekitar pukul 19.00 Wita, keponakan saya tidak langsung ditangani karena obat penawar racun juga tidak tersedia. Baru disuntikkan obat penawar racun sekitar pukul 00.00 wita, setelah didatangkan dari RSUD Manggelewa," kata Fadil, paman dari Muhammad Ary melalui telpon, Jumat.

Baca juga: Bocah korban gigitan ular langka berhasil diselamatkan

Selanjutnya, Ary diizinkan pulang pada Rabu, 13 Agustus 2025 setelah kondisinya membaik.

"Setiba di kediamannya, Ary akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Rabu (13/8) malam. Ada kemungkinan, bisa ularnya sudah menjalar ke organ tubuhnya yang lain karena terlambat ditangani,” ujarnya.

Sementara itu, Kasi Humas RSUD Dompu, Muhammad Iradat, yang dikonfirmasi membenarkan pasien tersebut sempat dirawat di RSUD Dompu.

"Anak itu pasien rujukan dari Puskesmas Nangakara karena digigit ular berbisa. Sempat dirawatnya dan ditangani sesuai SOP tindakan pada pasien," akunnya.

Baca juga: 15 warga Karawang digigit ular di lokasi banjir

Menurutnya, keterlambatan pemberian antivenom menjadi kendala utama penanganan karena stok SABU di Dinas Kesehatan Dompu maupun RSUD Dompu telah lama habis.

“Stok antivenom hanya tersedia di RSUD Manggelewa, sehingga kami meminjam dari sana. Setelah diberikan, pasien membaik dan mulai tersenyum,” kata Iradat.

Ia memaparkan, dokter spesialis bedah sempat menyarankan agar korban dirujuk ke rumah sakit tipe B atau A untuk perawatan intensif. Namun keluarga menolak dan meminta pulang paksa.

"Pulang atas permintaan sendiri, tanpa persetujuan dokter,” pungkasnya.

Baca juga: Warga geger, Renaldi digigit ular sampai wajahnya pucat hingga lidah berbusa
Baca juga: Ular King Kobra patuk pemuda Depok hingga tewas

Pewarta :
Editor: Abdul Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.