Mataram (ANTARA) - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) masih menunggu persetujuan dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait rencana investasi pembangunan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"Terkait dengan hal tersebut, Bulog sudah memasukkan dalam daftar rencana pembangunannya, namun masih dalam proses persiapan pembangunan. Salah satunya harus mendapat persetujuan Kementerian BUMN," kata Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Abdul Muis di Mataram, Jumat.
Ia mengatakan, lahan sebagai lokasi pembangunan pabrik sudah ada di Kecamatan Lape Lopok, Kabupaten Sumbawa.
Namun, kata Muis, suasana pandemi COVID-19 juga menjadi penyebab banyak kegiatan proyek tertunda pelaksanaannya. Termasuk pengelolaan keuangan juga masih dalam proses.
"Kami sudah koordinasikan dengan Direksi Bulog. Pada prinsipnya, direksi mengapresiasi harapan bapak Gubernur NTB. Mudah-mudahan tidak begitu lama rencana pembangunan tersebut dapat segera direalisasikan," ujar Muis.
Perum Bulog berencana membangun pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa dengan nilai investasi mencapai Rp138 miliar. Rencana pembangunan pabrik berkapasitas 300 ton per hari tersebut dimulai sejak 2018.
Sebelumnya, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah menagih realisasi investasi Perum Bulog yang akan membangun pabrik pengolahan beras modern di bernilai ratusan miliar tersebut.
"Bulog sudah diingatkan dari dulu, tapi tertunda-tertunda lagi, padahal rencana poyek tersebut sudah sejak tiga tahun lalu," kata Zulkieflimansyah, usai melakukan pertemuan dengan jajaran Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, di Mataram, Rabu.
Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul itu mengaku sudah mengikuti informasi rencana pembangunan pabrik pengolahan beras modern di Kabupaten Sumbawa itu, sejak menjadi anggota DPR.
"Rencana itu sudah sejak lama. Bukan masalah desakan, tapi supaya gabah kita bisa diolah dengan baik di daerah. Memang ada prosedur mereka (Bulog)," ujarnya.
Ia menginginkan agar rencana investasi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu segera terealisasi. Sebab, pembangunan pabrik pengolahan beras modern tersebut sejalan dengan visi industrialisasi yang saat ini sedang dijalankan.
Jika pabrik tersebut jadi dibangun, kata dia, maka gabah hasil produksi petani NTB bisa diolah di dalam daerah sehingga meningkatkan nilai ekonomi. Di samping itu, daerah juga mendapat pakan ternak berupa dedak dalam jumlah melimpah.
"Kalau dapat dedaknya, kita bisa bangun pabrik pakan dan sebagainya. Kita butuh pabrik itu supaya gabah kita bisa diolah dengan sangat baik di sini. Selama ini, gabah NTB banyak dikirim ke luar," katanya.