Mataram (ANTARA) - Tahap penetapan tersangka kasus dugaan korupsi kredit fiktif pada Perusahaan Daerah (PD) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Nusa Tenggara Barat Cabang Lombok Tengah menunggu hasil audit kerugian negara.
"Peran tersangka akan muncul setelah kerugian negaranya rampung," kata Kepala Kejari Lombok Tengah Otto Sompotan yang ditemui di Mataram, Jumat.
Terkait dengan audit tersebut, penyidik Pidana Khusus Kejari Lombok Tengah berkoordinasi dengan inspektorat setempat.
"Perkembangannya masih dalam proses cek berkas. Jadi, biarkan dahulu tim bekerja," ujarnya.
Dalam kasus ini, oknum dari PD BPR NTB Cabang Lombok Tengah melakukan perjanjian kredit yang diduga fiktif. Periode munculnya penyimpangan tersebut pada tahun 2014—2015.
Salah satunya, dilakukan oknum pegawai pada unit wilayah Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah terhadap 190 nasabah. Hal itu pun mengakibatkan munculnya masalah dalam pencairan kredit.
Dari laporan yang diterima Kejari Lombok Tengah, nilai kredit fiktif itu mencapai Rp2 miliar.
"Nilai itu baru berdasarkan hasil perhitungan internal kami. Jadi, perlu diperkuat lagi," ujarnya.
Penguatan tersebut, menurut dia, membuka peluang angka kerugian negaranya kian bertambah karena temuan awal penyidik dilihat dari jumlah kredit yang disalurkan kepada nasabah.
"Mungkin bisa menjadi Rp4 miliar. Karena ada bunga dari kredit macet itu," ucapnya.
Dalam penanganannya, penyidik sudah melakukan pemeriksaan secara maraton. Sedikitnya 30 saksi telah membubuhkan keterangannya di hadapan penyidik.
"Ada juga dokumen yang kami sita dari hasil penggeledahan kantor BPR," kata Otto.
Dari rangkaian penyidikan yang telah menemukan indikasi perbuatan melawan hukum tersebut, kata dia, peran tersangka dapat terancam pidana Pasal 2 dan/atau Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
"Nanti dasarnya Pasal 2 dan Pasal 3 itu. Karena menurut penyidik, sudah ada perbuatan melawan hukumnya. Tinggal memenuhi unsur kerugian negaranya saja," ucapnya.
Berita Terkait
Kejaksaan tingkatkan kasus korupsi BNI Woha Bima ke tahap penyidikan
Kamis, 3 Oktober 2024 16:46
Kejati NTB ungkap empat tersangka tambahan kasus korupsi KUR BSI 2021-2022
Rabu, 14 Agustus 2024 17:13
Kejari selidiki dugaan pencairan kredit fiktif BNI di Bima
Kamis, 1 Agustus 2024 13:40
Pakar ragukan objektivitas Polda NTB di kasus anggota terlibat korupsi
Senin, 5 Juni 2023 15:31
Penyidik mempelajari berkas perkara anggota Polri terlibat kredit fiktif
Selasa, 30 Mei 2023 18:32
Polda NTB menyelidiki kasus anggotanya terlibat kredit fiktif BPR
Senin, 22 Mei 2023 19:48
Oknum polisi terlibat kasus korupsi BPR, kejaksaan serahkan berkas ke Polda NTB
Kamis, 4 Mei 2023 15:27
Jaksa tangguhkan penyidikan anggota Polri rugikan negara capai Rp2,38 miliar
Senin, 6 Maret 2023 21:52