MENIKMATI 'SATE BULAYAK' DI JALAN UDAYANA MATARAM

id

MENIKMATI 'SATE BULAYAK' DI JALAN UDAYANA MATARAM

       Matahari mulai bergerak ke ufuk barat. Langit di Kota Mataram pun tampak memerah. Kendaraan yang lalu-lalang di  Jalan Udayana di kota itu, juga sudah mulai menyalakan lampu, tanda kalau hari mulai gelap

           Sementara itu, di Taman Kota sepanjang jalan menuju Bandara Selaparang, Kota Mataram, sudah banyak penjual berbagai makanan khas Pulau Lombok menggelar dagangannya. Mereka tampak berjejer menggelar alas tikar untuk para pelanggannya. 

    Ratusan kendaraan roda dua maupun roda empat berjejer di sepanjang badan jalan yang menghubungkan Bandara Selaparang dengan Kota Mataram.  

     Taman Kota di Jalan Udayana, Kota Mataram, selama ini memang dikenal sebagai sentra penjual aneka makanan khas daerah setempat. Mereka berjualan secara lesehan.

     Jika malam tiba kawasan tersebut hampir dipastikan penuh oleh pengunjung, utamanya kalangan muda-mudi. Karena itu, tidak mengherankan jika pada malam liburan, arus kendaraan di Jalan Udayana sangat padat.  Penyebabnya, selain volume kendaraan juga banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan.

     Sedangkan salah satu makanan khas Pulau Lombok yang ditawarkan di tempat itu adalah sate bulayak. Sekilas sate bulayak layaknya sate pada umumnya.

     Tapi, sate bulayak menjadi sangat spesial karena sate yang terbuat dari daging atau jeroan sapi itu dilumuri dengan bumbu khas Lombok. Apalagi saat makan ditemani dengan lontong yang gurih.

     Lontong itulah yang sebenarnya oleh masyarakat setempat disebut sebagai bulayak. Jadi, bulayak sebenarnya sejenis lontong dari bahan beras yang dibungkus dengan daun enau muda dan berbentuk seperti lontong, tapi agak lebih  panjang. Sementara bahan baku sate bulayak selain daging juga bisa jeroan sapi.

    Sate daging atau pun jeroan sapi itu akan semakin nikmat setelah dilumuri bumbu. Bumbu yang dilumurkan seperti sambal yang terdiri dari santan, cabe besar dan potongan-potongan cabe.

   Awalnya sate bulayak dibuat oleh masyarakat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat, dan banyak dijajakan di sejumlah obyek wisata yang ada di wilayah kecamatan itu, antara lain di Taman Narmada, Suranadi.

     Pada perkembangannya, kemudian sate bulayak mulai merambah kawasan wisata Senggigi.  Ternyata menu makanan tradisional ini cukup digemari para wisatawan mancanegara maupun nusantara.

     Sejalan dengan kian ramainya pengunjung taman kota Jalan Udayana, para pedagang sate bulayak kemudian "hijrah" ke tempat pengecengan yang lebih dikenal dengan Taman Bumi Gora itu.

     Para wisatawan nusantara yang kebetulan berlibur ke Lombok umumnya berkunjung ke pusat jajanan khas Lombok untuk menikmati sate bulayak yang murah meriah.

     Satu porsi sate bulayak yang terdiri atas satu piring sate berisi 10 tusuk dan lima hingga enam bulayak dengan harga Rp12.000. Harga ini tergolong murah jika dibandingkan dengan sate kambing yang bisa Rp1.000 per tusuk, belum lontongnya.

     Kini kuliner khas Lombok yang awalnya hanya bisa ditemukan di Kecamatan Narmada, semakin dikenal, bahkan disukai kalangan wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. (*)