Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan jumlah tenaga pendidik yang mengikuti Program Guru Penggerak 2022 sebanyak 180 guru, baik dari Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan meningkatkan sumber daya manusia (SDM)," kata Kepala Dinas Pendidikan Lombok Tengah H Muliawan di Praya, Selasa.
Ratusan guru yang telah mendaftar menjadi calon guru penggerak program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tetap mengikuti verifikasi dan validasi data. Setelah melalui proses seleksi, peserta yang dinyatakan lulus bisa mengikuti program tersebut.
"Proses seleksi dilakukan selama 6 bulan secara bertahap," katanya.
Ia mengatakan guru penggerak tersebut diharapkan bisa menjadi motivator bagi sekolah lain terkait pengembangan pembelajaran yang diterapkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Lombok Tengah khususnya.
Selain itu, membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antar-guru serta pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
"Artinya, peran guru penggerak ini salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan," katanya.
Apabila telah menjadi guru penggerak, mereka berpeluang untuk bisa ditunjuk oleh pemerintah daerah menjadi kepala sekolah. Namun, mereka tetap harus memenuhi syarat utama menjadi kepala sekolah itu sesuai aturan.
"Kalau terpilih jadi guru penggerak, besar harapan bisa menjadi kepala sekolah," katanya.
Untuk itu, pemerintah daerah terus mendorong para tenaga pendidik untuk mendaftar menjadi calon program guru penggerak tersebut, sehingga diharapkan dunia pendidikan di Lombok Tengah bisa lebih baik.
"Kita tetap mendukung mereka untuk bisa ikut dalam program guru penggerak tersebut. Semoga banyak yang lulus," katanya.