Praya (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu ditemukan atau menyebar di sembilan kecamatan.
"Kalau dari laporan, PMK itu hampir ada di semua Kecamatan di Lombok Tengah, namun tidak sebanyak seperti di Kecamatan Praya Tengah dan Jonggat, yang mencapai ratusan," katanya di Praya, Lombok Tengah, Senin.
Ia menjelaskan sembilan Kecamatan yang terkena PMK tersebut adalah Praya Tengah, Jonggat, Praya Timur, Kopang, Batukliang, Pujut, Praya Barat Daya, Janaparia dan Praya Barat Daya, sedangkan tiga kecamatan lainnya, yakni Batukliang Utara, Praya dan Peringgerata, tidak ada yang ditemukan.
"Kalau melihat penyebaran wabah PMK itu ada di sembilan kecamatan, tapi populasinya tidak banyak seperti di Kecamatan Praya Barat, hanya ada satu ekor yang ditemukan," katanya.
Berdasarkan data sementara jumlah ternak sapi yang terkena wabah PMK secara kumulatif mencapai 903 ekor, namun jumlah kesembuhan cukup tinggi mencapai 267 ekor dari angka serangan 733 ekor pada pekan lalu.
"Sisanya itu kasus baru yang dilaporkan, seperti di Desa Batujai hanya beberapa ekor," katanya.
Untuk mencegah penularan wabah PMK tersebut, pemerintah daerah terus melakukan pengobatan dan penyemprotan disinfektan di semua kandang yang terkena PMK. Selain itu, semua pasar hewan di Lombok Tengah sampai saat ini masih ditutup untuk mencegah penyebaran PMK tersebut.
"Yang dilakukan saat ini adalah pengobatan dan penyemprotan disinfektan. Tingkat kesembuhan di masing -masing kecamatan itu hampir 90 persen, yang paling banyak ditemukan kasus itu di Kecamatan Praya Tengah dan Jonggat," katanya.
Sebelumnya, PMK di Lombok Tengah terjadi di Desa Kelebuh, Kecamatan Praya Tengah, dan meluas ke tujuh desa di empat kecamatan, yakni Jonggat, Praya Timur dan Kecamatan Praya Barat.