Dispertanak Lombok Tengah katakan ternak kambing terbebas PMK

id Kambing ,PMK

Dispertanak Lombok Tengah katakan ternak kambing terbebas PMK

Salah satu ternak sapi milik warga di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terkena wabah PMK. (ANTARA/Akhyar)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan, kondisi hewan selain ternak sapi di daerah setempat hingga saat ini masih bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) seperti ternak kambing, kuda dan ternak lainnya.

"Untuk hewan ternak kambing belum ada yang ditemukan terkena wabah PMK," kata Kepala Dispertanak Lombok Tengah Lalu Taufikurahman di Praya, Kamis.

Ia mengatakan, wabah PMK yang merupakan penyakit menular tersebut memang dapat menyerang semua hewan berkuku belah/genap seperti sapi, kerbau, kambing dan babi atau hewan ternak ruminansia.

Namun, wabah tersebut di Lombok Tengah banyak menyerah ternak sapi yang hingga saat ini penyebarannya terus meningkat berdasarkan laporan dan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan oleh petugas. "Untuk babi juga belum ada. Sedangkan untuk kerbau ada 14 ekor yang terkena PMK, namun telah sembuh semua. Sehingga wabah PMK itu saat ini hanya menyerang ternak sapi," katanya.

Meskipun wabah PMK saat ini masuk dalam gelombang kedua, pihaknya memastikan stok hewan kurban seperti sapi dan kambing dipastikan aman. Hal itu dikarenakan, tidak ada tenak yang dikirim ke luar daerah dampak dari pembatasan pergerakan ternak dalam rangka upaya mencegah penyebaran PMK. "Stok hewan kurban aman," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat yang ingin berkurban supaya membeli hewan yang sehat sesuai dengan ketentuan dalam agama islam seperti tidak boleh sakit.

"Hewan yang bisa dijadikan kurban itu yang sehat dan cukup umur," katanya. Kasus PMK di Lombok Tengah saat ini masuk gelombang kedua, karena kasusnya terus meningkat dan berdasarkan laporan saat ini telah mencapai 4800 ekor, namun telah sembuh sebanyak 2456 ekor.

"Tinggal 49 persen yang masih sakit dan sedang dalam proses pengobatan. Anak sapi yang mati dampak dari PMK itu sekitar 15 ekor, bukan mati terkena wabah PMK," katanya.

Baca juga: Distan Kota Mataram segera rumuskan sistem pengawasan hewan kurban
Baca juga: DPRD NTB meminta Disnakeswan cekatan tangani penyebaran PMK sapi


Terpisah, Kepala Desa Nyerot, Kecamatan Jonggat, Sahim mengatakan, wabah PMK tersebut hingga saat ini hanya menyerang ternak sapi milik warganya, sedangkan untuk ternak kambing hingga saat ini tidak ada. Jumlah tenak sapi milik warganya yang terkena wabah PMK sekitar 100 ekor, namun sebagian telah sembuh dan proses penyembuhan. "Yang mati itu hanya anak sapi sekitar 6 ekor. Kalau kambing tidak ada laporan," kata Sahim.