New York (ANTARA) - Indeks utama Wall Street tergelincir pada pembukaan perdagangan Jumat pagi waktu setempat, setelah data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan mendorong ekspektasi kenaikan besar suku bunga besar lainnya oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (Fed) akhir bulan ini.
Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan nonfarm payrolls (pekerjaan nonpertanian) naik 372.000 pekerjaan pada Juni, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 268.000 pekerjaan, menurut jajak pendapat para ekonom Reuters.
Laporan tersebut juga menunjukkan tingkat pengangguran tetap di dekat posisi terendah pra-pandemi di 3,6 persen dan pendapatan rata-rata per jam meningkat 0,3 persen, setelah naik 0,4 persen pada Mei.
Semuanya menunjukkan kekuatan pasar tenaga kerja AS. "Tentu saja, ini memperkuat pandangan bahwa akan ada peningkatan 75 basis poin dalam dua minggu ke depan," kata Manajer Portofolio Plumb Balanced Fund, Tom Plumb.
Baca juga: Wall Street berakhir menguat
"Kami masih di mana kabar buruk adalah kabar baik, dan kabar baik adalah kabar buruk. Hal itu akan menjadi kasus sampai ada beberapa persepsi bahwa Fed telah mencapai atau sedang mencapai tujuan mereka untuk memoderasi pertumbuhan ekonomi," kata Tom.
Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, di antara pembuat kebijakan bank sentral yang paling dovish, mengatakan pada hari Jumat bahwa dia sepenuhnya mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada akhir bulan ini.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed St Louis, James Bullard, mengatakan, pada Kamis, bahwa mereka akan mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya, tetapi memperkirakan penurunan ke kecepatan yang lebih lambat setelah itu.
Setelah paruh pertama tahun yang keras, pasar saham AS memulai Juli dengan pijakan yang kuat setelah investor mendapat dukungan dari pelonggaran harga komoditas dan The Fed mengisyaratkan program kenaikan suku bunga yang lebih agresif di tengah kekhawatiran resesi.
Indeks S&P 500 dan Indeks Komposit Nasdaq mencatat penutupan lebih tinggi keempat berturut-turut pada Kamis, sementara tiga indeks utama berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan.
Baca juga: Wall Street ditutup beragam, Indeks S&P 500
Saham yang sensitif terhadap suku bunga dari perusahaan pertumbuhan tinggi seperti Microsoft Corp, Amazon.com Inc, dan Nvidia Corp, turun hampir satu persen karena imbal hasil obligasi AS melonjak.
Pada 09:48 waktu setempat, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 68,69 poin atau 0,22 persen menjadi 31.315,86, Indeks S&P 500 turun 18,45 poin atau 0,47 persen menjadi 3.884,17 dan Indeks Komposit Nasdaq turun 87,57 poin atau 0,75 persen menjadi 11.533,78.
Saham Levi Strauss meningkat 2,1 persen setelah hasil kuartal II perusahaan melampaui perkiraan, dibantu permintaan yang kuat untuk jeans dan jaket denimnya. Namun saham Twitter Inc jatuh 4,6 persen setelah sebuah laporan mengatakan kesepakatan Elon Musk untuk membeli perusahaan media sosial itu dalam "bahaya serius".
Demikian pula saham GameStop Corp tersungkur 7,5 persen setelah pengecer video gim itu mengatakan telah menghentikan pekerjaan Chief Financial Officer (CFO) Michael Recupero. Saham turun melampaui yang naik dengan rasio 2,00 banding 1 di Bursa Efek New York (NYSE) dan rasio 1,52 banding 1 di Nasdaq. Indeks S&P mencatat satu saham tertinggi baru dalam 52-minggu dan 29 terendah baru, sedangkan Indeks Nasdaq mencatat delapan saham tertinggi baru dan 11 terendah baru.