Wall Street ditutup beragam, Indeks S&P 500

id Wall Street,indeks Dow Jones,indeks S&P 500,indeks Nasdaq,saham

Wall Street ditutup beragam, Indeks S&P 500

Ilustrasi - Seorang pialang memotret layar monitor bursa saham di lantai bursa New York Stock Exchange di New York, Amerika Serikat. ANTARA/REUTERS/Lucas Jackson/aa. (REUTERS/LUCAS JACKSON)

New York (ANTARA) - Saham-saham Wall Street beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), dengan Indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi karena investor tetap fokus pada lintasan pertumbuhan ekonomi AS, dan Indeks Nasdaq yang padat teknologi menguat, sementara Indeks Dow Jones tergelincir.

Indek Dow Jones Industrial Average jatuh 129,44 poin atau 0,42 persen, menjadi menetap di 30.967,82 poin. Indeks S&P 500 naik 6,06 poin atau 0,16 persen, menjadi berakhir di 3.831,39 poin. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 194,39 poin atau 1,75 persen, menjadi ditutup di 11.322,24 poin.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan utilitas masing-masing tergelincir 4,01 persen dan 3,43 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor jasa-jasa komunikasi terangkat 2,67 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

Pergerakan pasar liar karena sentimen investor tetap goyah. Pada awal perdagangan ketiga indeks utama melemah tajam dengan Indeks Dow Jones turun lebih dari 700 poin di posisi terendah sesi.

Baca juga: Saham Inggris melemah, indeks FTSE 100 terjun 2,86 persen

Saham AS telah berada di bawah tekanan jual tanpa henti tahun ini, dengan indeks acuan S&P 500 mencatat penurunan persentase semester pertama yang paling tajam sejak 1970, karena Federal Reserve menjauh dari kebijakan uang longgar dengan menaikkan biaya pinjaman. Investor menunggu risalah dari pertemuan Fed Juni pada Rabu waktu setempat, karena mereka bersiap untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi pada akhir bulan.

Pedagang juga mencermati data ekonomi, termasuk laporan penggajian non-pertanian (NFP) AS Juni yang diharapkan pada Jumat (8/7/2022), dan komentar perusahaan untuk tanda-tanda puncak inflasi dan pendinginan pertumbuhan ekonomi, dengan musim laporan pendapatan sudah dekat.

Data menunjukkan pesanan baru untuk barang-barang manufaktur AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada Mei, mencerminkan bahwa permintaan untuk produk-produk tetap kuat bahkan ketika The Fed berusaha untuk mendinginkan ekonomi.


Baca juga: Indeks DAX 40 tergelincir 2,91 persen, saham Jerman kembali melemah

Secara terpisah, pertumbuhan bisnis di seluruh zona euro melambat lebih lanjut pada Juni dan harga gas alam Eropa melonjak lagi, menyalakan kembali kekhawatiran resesi di blok tersebut. "Risiko resesi langsung tidak nol dan kemungkinan tumbuh pada titik ini bahwa resesi dapat muncul nanti - tahun ini, atau bahkan mungkin hingga awal 2023," kata Direktur Investasi Senior US Bank Wealth Management, Bill Northey, di Minneapolis. "Dan pasar tenaga kerja AS terus terlihat cukup sehat."

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS jatuh pada Selasa (5/7/2022) dan bagian penting dari kurva imbal hasil terbalik untuk pertama kalinya dalam tiga minggu karena kekhawatiran pertumbuhan ekonomi mengurangi selera risiko dan meningkatkan permintaan untuk utang AS yang aman. Volume perdagangan di bursa AS mencapai12,39 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,03 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.