Mataram (ANTARA) - Pakar hukum tata negara Refly Harun mengajak pemuda di Nusa Tenggara Barat tidak terlena dalam kepentingan politik sesaat menjelang Pemilihan Umum 2024.
Hal ini disampaikan Refly Harun dalam acara seminar kepemudaan dengan tema "Gerakan Pemuda Menghadapi Ancaman Resesi Dunia 2023" yang diprakarsai KNPI NTB di Mataram, Selasa.
"Pemuda tidak boleh terlena dengan politik sesaat dan apa yang muncul di permukaan. Pemuda harus jeli membaca, apakah akan berdampak terhadap situasi politik tahun 2023, termasuk di dalamnya politik anggaran untuk menopang kepentingan menuju Pemilu 2024," ujarnya.
Ia mengatakan situasi dunia yang saat ini masih dipengaruhi pandemi COVID-19 dan situasi perang Rusia-Ukraina yang berimbas pada perekonomian bangsa hendaknya disikapi para pemuda NTB untuk lebih kritis dalam mengambil sikap serta mencari solusi memecahkan persoalan bangsa.
"Dalam perspektif ekonomi, (isu resesi) 'aktivispreneur' tentu itu bisa menjadi solusi untuk para pemuda khususnya di KNPI untuk mencegah," kata Refly Harun.
Refly menegaskan membangun perekonomian penting bagi pemuda untuk melihat di mana harus berdiri. Tidak melulu menjadi bagian dari jaringan bisnis besar yang pada akhirnya membuat pemuda terjajah dalam arti pesuruh pebisnis bangsa asing.
"Anak bangsa sudah saatnya 'survive' menjadi bagian dari pemain ekonomi dunia. Sumber daya alam dan manusia bangsa ini memungkinkan untuk melakukan itu. Tapi jangan lupa, di dalam kita menjalankan 'enterpreneur' jangan hanya menjadi bagian kecil dari jaringan bisnis yang dikuasai pemain atau pengusaha luar," ucapnya.
Menurut dia, jika mengacu dari cita-cita Presiden Pertama RI Ir Soekarno tentang Trisakti, maka sebuah bangsa dikatakan berdaulat bila mampu membangun tiga bidang penting, yakni daulat di bidang politik, berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.
"Maka membangun semangat 'enterpreneur' bukan hanya dalam cita-cita kecil atau sekadar memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga melainkan gagasan besar untuk benar-benar berdaulat pada bangunan ekonomi sendiri. Itu salah satu cita-cita Bung Karno tentang Trisakti," katanya.
Sementara itu, Ketua DPD KNPI NTB Baihaqi memaparkan ada atau tidak ancaman resesi di depan, pemuda wajib berdikari dalam bidang ekonomi. Ada alasan yang lebih substantif daripada sekadar ketakutan resesi, yakni kemapanan sebagai kunci menuju kehidupan yang madani.
"Bagaimana kita bisa mendiami, tinggal, dan membangun negeri kalau kita tidak mapan secara ekonomi," ujarnya.
Menurutnya, kemapanan ekonomi menjadi jalinan keamanan. Untuk itu, ia melihat bagaimana persoalan ekonomi menjadi biang dari persoalan baik dalam tatanan sebuah negara ataupun lingkup keluarga yang lebih kecil.
"Jadi, ada atau tidak ancaman resesi dunia, kita sebagai anak muda harus mampu berdikari dalam bidang ekonomi," tegas Baihaqi.
Oleh karena itu, menjadi masuk akal, KNPI terus mengampanyekan tentang "enterpreneur". Hal itu dipandang bisa menjadi solusi untuk memperkuat perekonomian secara fundamental.
"Di mana kita sebagai aktivis yang sudah dibekali dengan nilai moral, intelektualitas, kapasitas, dan konektivitas ketika digabungkan dengan konsep 'enterpreneurship' maka diharapkan mampu mencapai kemandirian secara ekonomi. Walaupun politik memiliki sisi yang tak tergantikan sehingga dapat mencapai tujuan yang lebih baik dan maslahat bagi bangsa," katanya.