DESK PILKADA NTB WASPADAI GESEKAN ANTARPENDUKUNG

id

     Mataram, 3/3 (ANTARA) - Desk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan kabupaten/kota, meningkatkan koordinasi guna mewaspadai gesekan antarpendukung pasangan calon.

     "Rapat-rapat koordinasi ditingkatkan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk mewaspadai hal itu," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpoldgri) NTB Nasibun, ketika dihubungi di Mataram, Minggu.

     Nasibun mengakui, indikasi yang mengarah pada gesekan antarpendukung mulai tampak ketika ada kelompok masyarakat pendukung pasangan calon tertentu mempersoalkan kondisi baliho dan alat peraga kampanye lainnya yang dipasangn di ruang publik, namun ditemukan dalam kondisi rusak.  

     Baliho dan alat peraga kampanye pasangan calon tertentu ditemukan robek di bagian wajah kandidat, yang kemudian mencuat anggapan sengaja dirobek oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menghilangkan wajah kandidat pada baliho dan alat peraga kampanye tersebut.

     Padahal, kerusakan baliho dan alat peraga kampanye lainnya itu, bisa saja disebabkan oleh terpaan angin, yang secara kebetulan mengakibatkan kerusakan di bagian kepala foto kandidat tertentu pada baliho itu.

     "Sudah ada koordinasi dengan pendukung pasangan calon tertentu yang mengklaim kerusakan baliho dan alat peragam kampanye lainnya itu, dan sudah diselesaikan secara baik. Mudah-mudahan tidak ada lagi hal-hal seperti itu," ujarnya.

     Menurut Nasibun, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di NTB juga mengoptimalkan peran Komunitas Intelijen Daerah (Kominda) untuk mendeteksi berbagai potensi konflik dan gangguan keamanan, agar dapat diantisipasi sejak dini melalui langkah-langkah strategis.

     Kerja sama pemerintah daerah dengan Kominda semakin ditingkatkan, selain upaya peningkatan koordinasi dengan polri dan satuan TNI, guna mengantisipasi berbagai persoalan gangguan keamanan dan kerawanan sosial melalui langkah-langkah strategis dan berkelanjutan.

     "Selain terkait baliho dan alat peraga kampanye lainnya, antisipasi konflik sosial terkait daftar pemilih Pilkada NTB itu juga dilakukan, karena data pemilih seringkali berpotensi memicu konflik di tengah kehidupan masyarakat," ujarnya.

     Pimilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB akan dipadukan dengan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lombok Timur, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bima, yakni 15 Mei 2013 untuk putaran pertama, dan 22 Juli untuk putaran kedua.

     Saat ini, sudah memasuki tahapan pendaftaran pasangan calon, yang akan ditetapkan secara resmi oleh KPU setempat pada 25 Maret 2013.

     Sebanyak lima pasangan calon mendaftar untuk Pilkada di Provinsi NTB, yakni TGH M Zainul Majdi dan Muhammad Amin (TGB-Amin), Harun Al Rasyid dan TGH Lalu Muhyi Abidin (Harum),  DR KH Zulkifli Muhadli dan Prof DR H Muhammad Ichsan (Zul-Ichsan), dan H Suryadi Jaya Purnama dan Johan Rosihan "Suryadi-Johan", serta Lalu Ranggalawe dan Ahmad Muklis (Laris).

     Paket TGB-Amin diusung tujuh parpol yakni Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, dan Partai Gerindra.

     Paket "Harum" diusung oleh 18 parpol yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), PNBK Indonesia, PPDI, Partai Buruh, PNIM, PDP, PSI, PPNUI, PPN, PPI, PKP, Partai Patriot, Partai Merdeka, PMB, PIS, Parta Barnas, Partai Kedaulatan, dan PKPI.

     Paket Zul-Ichsan diusung empat parpol peserta Pemilu 2009 itu yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB), Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), dan Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI).

     Paket "Suryadi-Johan" diusung tiga parpol yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Persatuan Rakyat Nasional (PPRN), dengan dukungan sembilan kursi dari total 55 kursi di DPRD NTB hasil Pemilu 2009.

     Untuk pilkada di Kabupaten Lombok Timur, sebanyak empat pasangan calon yang mendaftar ke KPU setempat, yakni H Moch Ali Bin Dachlan dan H. Khairul Warisin (Al Khair) yang didukung PKB, PBR, PAN, Partai Patriot Pancasila, PSI, PKPI, PDIP dan PPP.

     Pasangan calon H Usman Fauzy dan Muh Ihwan Sutrisno (Mafan) yang didukung 17 parpol non-parlemen.

     Pasangan HM Sukiman Azmy dan H M Syamsul Luthfi (Sufi) sebagai pasangan calon yang tengah berkuasa (incumbent), didukung Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Persatu Persatuan Pembangunan (PPP).

     Pasangan calon H Abdul Wahab dan Lale Yaquttunnafis (Waly) diusung Partai Hanura dan Partai Bulan Bintang (PBB).

     Sedangkan pilkada Kota Bima, sebanyak enam pasangan calon yang mendaftar di KPU setempat yakni dr H Sucipto M Abdullah dan Drs H Junaidin MM (Sujud), yang diusung tiga parpol yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

     Selanjutnya, pasangan calon Hj Ferra Amelia SE MM dan Drs H M Natsir MM, yang diusung oleh dua parpol yakni Partai Golkar dan Partai Gerindra, dan pasangan calon Subhan H M Nur SH dan Muhammad Riza SE (Suri) yang diusung 17 Partai Politik yang tergabung pada Koalisi Bangkit Bersama Rakyat.

     Pasangan calon lainnya yakni Abdul Wahid, MAg, MPd dan Bambang Ismail SPd, pasangan calon Ir H Ihsan MM dan Ir H Taufiqurrahman MT, pasangan calon Ir Hj Rr Soesi Wiedhiartini dan Ir Muhammad Rum SH, yang diusung melalui jalur perseorangan. (*)