Mataram, 14/3 (Antara) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengagendakan peninjauan lokasi pengembangan sapi potong di kawasan Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (15/3) sore.
"Salah satu agenda Pak Menteri (Menteri BUMN) dalam kunjungannya ke NTB pada 15-16 Maret 2013, yakni meninjau RPH Banyumulek yang dikelola PT GNE bekerja sama dengan PT RNI," kata Kabag Humas dan Protokoler Setda NTB Tri Budiprayitno, di Mataram, Kamis.
PT Gerbang NTB Emas (GNE) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah menjalin kerja sama pengembangan budi daya peternakan sapi di wilayah Nusa Tenggara Barat guna menyukseskan program swasembada daging 2014.
Jalinan kerja sama itu diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada 12 Desember 2012, mengarah kepada peningkatan usaha sapi potong terkait program swasembada daging, sekaligus percepatan pertumbuhan ekonomi.
Diharapkan kerja sama tersebut dapat berlangsung hingga tiga tahun ke depan, dan kedua perusahaan itu akan bersama-sama melakukan pembibitan puluhan ribu ekor sapi setiap tahun.
PT GNE merupakan salah satu perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi NTB, yang dipercayakan mengelola RPH Banyumulek, setelah pihak swasta yang mengelola aset Pemprov NTB itu dinyatakan gagal.
RPH Banyumulek itu, semula dikelola perusahaan swasta PT Citra Agro Lombok dengan durasi kerja sama selama 20 tahun terhitung 2001, namun dilanda kebangkrutan sehingga dilihkan ke perusahaan swasta lainnya, dan kemudian diambilalih PT GNE.
Sedangkan PT RNI (persero) merupakan BUMN bidang usaha perkebunan kelapa aawit, karet dan industri hilir, termasuk di bidang peternakan.
Tri mengatakan, jalinan kerja sama pengembangan sapi potong di kawasan RPH itu sedang berlangsung, dan Menteri BUMN ingin meninjau kondisi riil di lapangan.
"Kunjungan lapangan itu dijadwalkan di sela-sela rangkaian kunjungan Pak Dahlan selama dua hari di wilayah NTB," ujarnya.
Kini, GNE dan RNI tengah mengembangkan kawasan khusus di RPH Banyumulek untuk menampung seribu ekor sapi yang akan disembelih secara bertahap dan berkesinambungan.
Penyiapan kawasan penampungan seribu ekor sapi untuk disembelih itu dipandang penting karena lokasi penampungan atau kandang kolektif yang ada relatif terbatas, atau hanya bisa menampung sekitar 100 ekor saja.
Sejauh ini, kandang kolektif itu masih dapat menampung jumlah sapi yang akan disembelih di RPH itu, yang jumlahnya baru sekitar 50 ekor.
RPH bertaraf internasional itu dipersiapkan untuk pemotongan hewan hingga lebih dari 50 ekor per hari dengan produksi hygienis, meskipun hingga kini baru 5-10 ekor per hari. RPH serupa hanya ada 10 unit di Indonesia termasuk di NTB.
Hanya saja, penyiapan kawasan khusus untuk menampung 1.000 ekor sapi itu juga harus didukung bahan makanan (pakan) yang memadai.
Kolaborasi GNE dan RNI mengagendakan penanaman hijauan makanan ternak di dekat kawasan penampungan 1.000 ekor sapi itu.
RPH Banyumulek itu didukung areal seluas 30 hektare, yang dapat dimanfaatkan untuk penanaman hijauan makanan ternak. (*)