Mendikbudristek Nadiem tekankan dua dimensi kunci pendidikan vokasi

id Pendidikan vokasi,Transformasi pendidikan,Vokasi

Mendikbudristek Nadiem tekankan dua dimensi kunci pendidikan vokasi

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di Jakarta, Selasa (21/2/2023). (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menekankan dua dimensi kunci dari pendidikan vokasi yaitu dimensi kebekerjaan atau kewirausahaan lulusan serta dimensi kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja. “Dua hal tersebut telah diimplementasikan secara konkret melalui terobosan Merdeka Belajar,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Kedua dimensi itu telah terimplementasi melalui Merdeka Belajar tepatnya melalui skema link and match yang mendorong kolaborasi lebih bermakna antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia kerja, industri, dan entitas bisnis.

Untuk elemen-elemen yang meliputi link and match adalah pelaksanaan magang atau praktik kerja oleh peserta didik, penyusunan kurikulum bersama serta praktisi industri mengajar di satuan pendidikan vokasi.

Kemudian juga implementasi project based learning dengan project industri, pemberian sertifikasi kompetensi dari industri, pelaksanaan riset terapan kolaborasi, pembukaan kelas industri serta guru dan dosen terlibat atau melakukan magang di industri.

Nadiem mengatakan ke delapan langkah tersebut dilakukan melalui berbagai skema pendanaan, mulai dari matching fund, competitive fund, hibah, beasiswa dari industri, sampai co-investasi oleh satuan pendidikan dengan dunia kerja.

Baca juga: Nadiem sebut ruang lingkup revitalisasi pendidikan vokasi
Baca juga: Kemendikbudristek sebut 2,9 juta siswa ikut revitalisasi bahasa daerah


Dalam implementasi link and match, terdapat lima indikator keberhasilan yakni peningkatan kompetensi dan relevansi lulusan vokasi yang diukur melalui bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan studi. Selanjutnya, resource sharing industri dengan satuan pendidikan vokasi yang mendukung ketersediaan serta kelengkapan infrastruktur dan fasilitas pendukung pembelajaran bagi peserta didik.

Berikutnya, kolaborasi berorientasi produk atau jasa yang dihilirisasi sehingga kerja sama antara satuan pendidikan dengan industri mampu melahirkan inovasi yang berdampak luas. Selain itu, perguruan tinggi vokasi sebagai research and development industri atau dunia kerja serta super tax deduction bagi entitas bisnis sebagai bentuk apresiasi bagi pelaku usaha yang berpartisipasi aktif dalam peningkatan mutu pendidikan vokasi. Terakhir, efisiensi rekrutmen, pelatihan atau penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang didorong dengan pelaksanaan magang atau praktik kerja.