ASEAN siap kirim bantuan bagi korban terdampak Topan Mocha

id Krisis Myanmar,Topan Mocha,ASEAN 2023,Muslim Rohingya

ASEAN siap kirim bantuan bagi korban terdampak Topan Mocha

Foto yang diambil pada Senin (15/3/2023) ini memperlihatkan kerusakan akibatTopan Mocha di Sittwe, Negara Bagian Rakhine, Myanmar. ANTARA/Xinhua/tm

Jakarta (ANTARA) - Negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) siap mendukung upaya penanggulangan bencana dan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar yang terdampak Topan Mocha.

Kesiapan itu dinyatakan para Menteri Luar Negeri ASEAN melalui pernyataan bersama pada Senin (15/5) sebagai tanggapan terhadap Siklon Mocha yang terjadi di Myanmar akhir pekan ini. "...termasuk pengerahan Tim Tanggap dan Penilai Darurat ASEAN (ERAT) untuk melakukan penilaian cepat, mendukung logistik darurat, dan mengumpulkan informasi di lapangan," demikian bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari laman Sekretariat ASEAN, Selasa.

ASEAN juga mendorong Myanmar mengaktifkan peran Sekretaris Jenderal ASEAN sebagai Koordinator Bantuan Kemanusiaan ASEAN (SG AHAC) untuk mengawasi koordinasi secara keseluruhan, dengan bantuan dari Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre).

Para Menlu ASEAN juga menyatakan solidaritas organisasi regional itu bersama masyarakat Myanmar yang terdampak, dan menegaskan kembali pentingnya pemenuhan prioritas dan kebutuhan mendesak warga Myanmar melalui pendekatan "Satu ASEAN Satu Respons".

Topan Mocha yang melanda pada Minggu (14/5) telah menewaskan banyak Muslim Rohingya di Myanmar, menurut laporan Reuters yang mengutip para warga, organisasi pemberi bantuan, dan saluran media pada Selasa.

Negara Bagian Rakhine di Myanmar menjadi titik dengan kerusakan terberat akibat badai tropis tersebut. Badai dengan kecepatan angin mencapai 210 kilometer per jam itu telah merusak atap-atap rumah. Portal berita Myanmar Now, dengan mengutip warga, mengatakan ada 22 warga Rohingya yang tewas akibat badai tersebut. Media pemerintah Myanmar pada Selasa tidak menyebutkan jumlah korban, tetapi mengatakan pemimpin junta Min Aung Hlaing telah mengunjungi Sittwe, ibu kota Negara Bagian Rakhine, untuk menaksir kerusakan, menyalurkan dana, serta memberikan instruksi penanganan.

Baca juga: DPRD minta anggaran lampu jalan ditambah sambut KTT ASEAN
Baca juga: ASEAN need devise strategy to confront US-China rivalry

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan sekitar enam juta orang di kawasan itu membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum badai terjadi, termasuk di antaranya 1,2 juta orang yang telantar akibat konflik etnis.

Topan Mocha menjadi salah satu badai terhebat yang pernah terjadi sejak Topan Nargis melanda bagian selatan Myanmar pada 2008 silam yang menewaskan hampir 140.000 orang.