Phnom Penh (ANTARA) - Momen bersejarah tercipta tatkala timnas sepak bola Indonesia menjadi juara pada SEA Games XXXII/2023 Kamboja, usai mengalahkan Thailand 5-2 dalam pertandingan final sarat drama di National Olympic Stadium, Phnom Penh, Selasa (16/5) malam.
Drama itu, mulai dari adu jotos, wasit mengeluarkan 6 kartu merah, dan selebrasi prematur dari para pemain Indonesia, ofisial, hingga pelatih Indra Sjafri mewarnai laga. Perjuangan Garuda Muda untuk bisa melepas dahaga juara selama 32 tahun lamanya tidaklah mudah.
Setelah sempat unggul 2-0 pada babak pertama melalui gol Ramadhan Sananta, Thailand mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2 melalui Anan Yodsangwal dan Yotsakorn Burapha diakhir babak kedua.
Gol terakhir Thailand pada waktu normal terjadi karena para pemain Indonesia kurang siap, menyangka pertandingan telah usai. Pada babak perpanjangan waktu, Indonesia kembali unggul 3-2 melalui Irfan Jauhari. Drama terjadi tak lama setelah gol tersebut. Adu jotos pun tak terhindarkan, hingga membuat Manajer timnas Indonesia Sumardji mengalami luka pada bibir.
Pihak keamanan turun tangan untuk melerai perselisihan yang terjadi. Tak lama setelah itu, kondisi kembali kondusif dan pertandingan pun berlanjut. Hingga akhirnya Fajar Fathur Rahman dan Beckham Putra Nugraha membobol gawang Thailand sekaligus memastikan Indonesia sebagai pemenang.
Ini bukan kali pertama, timnas sepak bola Indonesia meraih prestasi tertinggi di pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara. Tercatat sebelumnya Indonesia telah dua kali meraih pencapaian serupa.
SEA Games 1987
Pertama, ketika menjadi tuan rumah pada SEA Games XIV/1987. Kala itu, tim asuhan Bert Matulapelwa harus berjuang untuk bisa meraih kemenangan hingga akhirnya gol semata mayang Ribut Waidi memecah kebuntuan.
Kemenangan tersebut terjadi setelah 14 edisi SEA Games berlangsung atau sejak I/1959 di Bangkok, Thailand. Selain Ribut Waidi, pemain lainnya yang masuk dalam skuad pada masa itu, antara lain Ponirin Meka, Muhamad Yunus, Jaya Hartono (Surisno), Roby Darwis, Marzuki Nyak Mad, Azhary Rangkuty, Hery Kiswanto, Ricky Yacob, Rully Nere, dan Budi Wahyono.
Dua tahun berselang, ketika SEA Games XV/1985 di Bangkok, Thailand, Indonesia gagal mempertahankan medali emas setelah kalah telak di semifinal 0-7 dari Thailand. Kemudian, skuad Merah Putih juga kalah dalam laga perebutan perunggu melawan Malaysia dengan skor 0-1.
SEA Games 1991
Momen membanggakan akhirnya kembali datang pada SEA Games XVI/1991 di Manila, Filipina. Drama juga terjadi di Rizal Memorial Stadium yang menjadi lokasi pertandingan sepak bola kala itu. Di final, Indonesia harus berjuang lebih dari 90 menit waktu normal melawan Thailand. Skor kaca mata alias 0-0 mewarnai jalannya pertandingan.
Pada masa itu, skuad Merah Putih dikenal memiliki kualitas dan fisik yang luar biasa berkat tempaan pelatih asal Republik Sosialis Soviet Uzbekistan Anatoli Polosin. Pemain-pemain andalan kala itu ada Eddy Harto yang menjadi penjaga gawang. Lalu Indonesia juga memiliki bek tangguh sekelas Robby Darwis, Ferril Hattu, dan Toyo Haryono.
Gelandang Merah Putih juga kuat, seperti Maman Suryaman, Heriansyah, Yusuf Ekodono. Ada juga Hanafing dan Kas Hartadi yang memberi dukungan dari sayap. Untuk ujung tombak, ada nama Widodo Cahyono Putro dan Peri Sandria. Ada juga Rocky Putiray. Namun di final, dia absen karena akumulasi kartu.
Deretan pemain lainnya Aji Santoso, Peri Sandria, Bambang Nurdiansyah pun turut andil. Dengan komposisi yang ada, Indonesia mampu menahan kekuatan Thailand yang kala itu diperkuat sejumlah pemain, semisal Vitoon Kijmongkolsak, Ronnachai Sayomchai, Surachai, dan Worrawoot Srimaka.
Hingga babak tambahan 2x15 menit, skor pun tak berubah hingga akhirnya pertandingan dilanjutkan melalui adu penalti. Eddy Harto sebagai penjaga gawang menjadi pahlawan dalam kemenangan tersebut karena berhasil menepis tiga dari enam tendangan lawan, yakni Suksun Kunsut, Ronnachai Sayomchai, dan Pairote Pongjan.
Sementara algojo Indonesia yang sukses menunaikan tugasnya dengan baik adalah Ferril Hattu, Heriansyah, Yusuf Ekodono, dan Sudirman. Sisanya eksekusi Maman Suryaman dan Widodo Putro gagal menghasilkan gol. Kemenangan untuk Indonesia 4-3.
Lepas dahaga
Berita Terkait
Pesan Ketum PSSI Erick pada Shin Tae-yong: "Jangan banyak mengeluh"
Selasa, 17 Desember 2024 6:22
Ketum PSSI tak ingin paksakan Ivar dan Justin
Selasa, 17 Desember 2024 6:21
Ketum Erick Thohir berharap lawan Filipina, timnas Indonesia harus menang
Selasa, 17 Desember 2024 5:37
Timnas Indonesia borong 11 emas dari kejuaraan Wing Chun
Senin, 16 Desember 2024 6:48
Ketum Erick menilai permainan timnas cukup baik meski dikalahkan Vietnam
Senin, 16 Desember 2024 6:38
Vietnam memimpin, Indonesia kedua
Senin, 16 Desember 2024 6:07
Indonesia telan kekalahan pertama takluk 0-1 dari Vietnam
Senin, 16 Desember 2024 5:59
Tim Indonesia bermain 0-0 dengan Vietnam babak pertama
Senin, 16 Desember 2024 5:29