Jakarta (ANTARA) - Test and Reserve tim Tag Heuer Porsche Simona de Silvestro mengungkapkan bahwa ABB Formula E Jakarta 2023 di Sirkuit Internasional Ancol, Jakarta, Sabtu (3/6), menjadi balapan paling ganas yang pernah timnya lalui selama ini.
Meski pebalap dari timnya Pascal Wehrlein mempetoleh podium pertama dengan catatan waktu tercepat di ajang seri kesepuluh itu, namun Simona mengungkapkan melakukan sejumlah terapi khusus kepada pebalap dan mobil menghadapi cuaca panas kota Jakarta.
"Ini adalah balapan paling panas yang pernah kami lalui. Jadi pembalap kami mencoba melakukan pendinginan (cool-down) sebanyak mungkin sebelum masuk ke mobil," kata Simona de Silvestro kepada pewarta, Sabtu.
Namun Simona de Silvestro mengungkapkan bahwa terapi khusus yang timnya berikan juga memiliki resiko yaitu pengurangan berat badan dari pebalap secara drastis. "Tapi tentu saja mereka bakal kehilangan banyak berat badan selama di jalan karena panas," ungkap Simona yang dulunya merupakan mantan pebalap ABB Formula E juga.
Selain itu cuaca panas juga berimbas kepada baterai mobil yang bakal cepat panas. Simona mengungkapkan timnya juga harus melakukan perawatan agar baterai yang digunakan tidak cepat boros selama balapan.
"Baterainya cepat panas, jadi kami harus bisa mengatasinya di balapan. Itu lebih susah dibanding saat balapan di tempat lain. Ini akan jadi tantangan yang sangat besar di Jakarta, yaitu untuk mengantisipasi panasnya baterai karena jika tidak, performanya akan menurun," kata Simona.
Untuk langkah antisipasi lain, Simona mengatakan bahwa timnya akan mengambil langkah dengan mendinginkan baterai menggunakan dry ice sebelum balapan. "Ada juga dry ice (yang digunakan untuk mendinginkan baterai kendaraan) yang digunakan sebelum kami mulai balapan," ungkap Simona.
Baca juga: Mercedes tak ingin buru-buru lakukan pembaruan mobil Formula 1 W14
Baca juga: Anggota DPRD DKI minta tiket Formula E dihitung matang
Pebalap tim Tag Heuer Pascal Wehrlein membuktikan bahwa strategi dari timnya terbukti jitu di atas lintasan. Pebalap berusia 28 tahun itu menjadi yang tercepat dan menghancurkan dominasi pebalap Maserati MSG Racing Maximilian Guenther dengan catatan waktu 42 menit 21,9 detik berhak memenangkan gelar ABB Formula E seri kesepuluh.