Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan bronjong

id Mapak,BPBD,Mataram,bronjong,abrasi,pantai,Pasang Bronjong di Mataram

Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan bronjong

Objek wisata Pantai Ampenan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menjadi salah satu titik untuk pemasangan bronjong untuk mengantisipasi abrasi. (FOTO ANTARA/Nirkomala/Juni 2023).  

Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera melakukan asesmen terhadap sejumlah titik rawan gelombang pasang untuk diprioritaskan pemasangan bronjong guna mencegah abrasi pantai.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Selasa mengatakan, sepanjang 9 kilometer kawasan pesisir pantai di Kota Mataram rawan terdampak gelombang pasang. "Tapi yang kita prioritaskan untuk pemasangan bronjong adalah objek wisata dan titik-titik yang ditempati warga," katanya.

Untuk objek wisata misalnya, di kawasan Pantai Loang Baloq dan Pantai Ampenan. Sedangkan untuk di kawasan permukiman diprioritaskan di Lingkungan Mapak Indah. Kawasan Pantai Mapak Indah menjadi prioritas untuk dipasangkan bronjong karena pada 25 Desember 2022, sekitar 29 kepala keluarga (KK) terdampak abrasi pantai dan belasan rumah warga hanyut terbawa gelombang pasang.

"Meskipun warga yang kehilangan rumahnya akan mendapatkan hunian sementara (huntara), tapi langkah antisipasi dengan pemasangan beronjong juga tetap kita lakukan sebab di kawasan itu masih warga yang tinggal," katanya.

Menurutnya, asesmen dilakukan selain mengetahui titik rawan gelombang pasang juga mengetahui kebutuhan pemasangan beronjong baik itu panjang dan lebarnya. "Setelah itu, barulah kita tahu berapa anggaran yang kita butuhkan untuk diusulkan melalui APBD perubahan 2023," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram memasang "riprap" cegah abrasi di Pantai Mapak
Baca juga: BPBD Mataram memetakan titik prioritas ancaman abrasi pantai


Namun demikian, kata dia, usulan di APBD perubahan tentu tidak bisa dalam jumlah besar seperti APBD murni yang sebelumnya diusulkan Rp1,2 miliar, karena  jika harus ditender maka rentan waktu untuk pengerjaan bronjong tidak memungkinkan. "Kemungkinan anggaran yang kita usulkan kecil-kecil yakni sekitar Rp200 juta untuk satu paket atau satu titik agar bisa dikerjakan langsung tidak ditender," katanya.

Pemasangan bronjong dilakukan persis di belakang "riprap" atau pengaman tanggul berupa batu-batu besar yang disusun untuk memecah gelombang yang telah dipasang oleh Dinas PUPR Kota Mataram. "Sementara kawat bronjong kita gunakan dari bantuan Balai Wilayah Sungai (BWS)," demikian Mahfuddin Noor .