"Huntara" nelayan Mataram dibangun permanen

id Huntara nelayan Mataram,Huntara di Mataram,Hunian sementara ,Nelayan di Mataram,Huntara,Nelayan Pantai Mapak Indah

"Huntara" nelayan Mataram dibangun permanen

Akses jalan masuk ke lokasi pembangunan hunian sementara (huntara) nelayan yang terdampak gelombang pasang di Pantai Mapak Indah, Kecamatan Sekarbela Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (11/5/2023). (FOTO ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengatakan, pembangunan hunian sementara (huntara) bagi puluhan nelayan yang terdampak abrasi di Pantai Mapak Indah Sekarbela, akan dibangun secara permanen.

"Konstruksi yang akan kita gunakan merupakan bahan bangunan yang bagus dan permen yakni dengan menggunakan dinding batako, bukan huntara biasa yang semi permanen menggunakan baja ringan," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Setda Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Kamis.

Alwan yang ditemui seusai mengikuti rapat persiapan pembangunan huntara nelayan tersebut mengatakan, perubahan jenis konstruksi yang akan digunakan itu atas pertimbangan karena lokasi pembangunan berjarak sekitar 100 meter dari pantai. Dengan demikian, berdasarkan hasil konsultasi secara teknis jika menggunakan konstruksi baja ringan, dikhawatirkan huntara akan mudah rusak dan keropos. "Karena itulah, rapat tadi kita sepakati desain konstruksi huntara direvisi dari baja ringan menjadi permanen menggunakan batako," katanya.

Hanya saja, katanya, dengan anggaran yang tersedia yakni Rp1,2 miliar, target pembangunan huntara sebanyak 30 unit, berkurang menjadi 23 unit karena biaya untuk pembangunan huntara dengan konstruksi permanen jauh lebih besar.

Namun demikian, sisa kebutuhan tujuh unit huntara tetap akan dibangun lagi dengan mengusulkan anggaran melalui APBD perubahan tahun 2023, sehingga Semua nelayan yang rumahnya rusak berat karena abrasi pantai, tetap dapat huntara. "Tapi dengan anggaran yang terbatas, untuk tahap pertama kita prioritaskan bagi 23 kepala keluarga (KK), sisanya segera kita bangunkan," katanya.

Ia mengatakan, jika dengan anggaran Rp1,2 miliar itu tetap kita bangun huntara dengan konstruksi permanen sebanyak 30 unit, maka tembok huntara yang akan terbangun tidak dihaluskan dan tidak menggunakan plafon sehingga dinilai kurang layak. "Karena itulah, kita ambil jalan tengah dengan membangun secara bertahap sesuai anggaran agar nelayan bisa tinggal di huntara yang layak dengan aman dan nyaman," katanya.

Baca juga: Pengadilan Negeri Mataram terima memori kasasi jaksa terkait perkara korupsi bansos
Baca juga: Kasus balita kerdil di Mataram turun menjadi 15,66 persen


Sementara terkait dengan tender pembangunan huntara ditargetkan dibuka minggu depan. "InsyaAllah, tanggal 15 Mei kita finalisasi rencana kemudian tanggal 16-17 Mei, kita lelang," katanya.

Untuk lahan, sudah disiapkan seluas 2.000 meter persegi dan sudah diratakan sehingga ketika ada pemenang tender, pengerjaan fisik bisa langsung dimulai, demikian  Lalu Alwan Basri.