Kasus balita kerdil di Mataram turun menjadi 15,66 persen

id Kasus balita kerdil di Mataram,balita kerdil di Mataram,kasus turun,Mataram ,balita kerdil,stunting

Kasus balita kerdil di Mataram turun menjadi 15,66 persen

Ilustrasi: kegiatan penimbangan balita di salah satu posyandu di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-Dinsos)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, angka kasus balita kerdil (stunting) di wilayah itu kini turun menjadi 15,66 persen dari 17,13 persen pada hasil penimbangan Agustus 2022.

"Penurunan kasus balita kerdil sebesar 15,66 persen itu berdasarkan hasil penimbangan balita pada bulan Februari 2023," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Rabu.

Dengan adanya penurunan angka kasus balita kerdil tersebut, pihaknya optimistis akan bisa mencapai taget penurunan balita kerdil di Mataram sebesar 14 persen hingga akhir tahun ini.

Untuk mencapai target tersebut, Dinkes Kota Mataram bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kota Mataram, kader posyandu dan PKK, serta pihak terkait lainnya untuk menggencarkan penanganan balita kerdil melalui program pemberian makanan tambahan (PMT) yang diberikan melalui posyandu keluarga.

"Untuk program PMT kita fokuskan kepada balita usia 6-24 bulan dengan target sasaran sekitar 3.000 balita. PMT yang kita berikan berupa susu dan telur, sambil terus melakukan pemantauan terhadap balita kerdil," katanya.

Selain itu, Dinkes juga akan memberikan susu penambah tinggi badan bagi balita kerdil yang merupakan rekomendasi hasil konsultasi yang dilakukan dengan sejumlah dokter spesialis anak dan ahli gizi dari Surabaya.

"Tahun ini kami coba akan mengadakan pembelian susu penambah tinggi badan untuk diberikan kepada balita kerdil di Kota Mataram," katanya.

Untuk pembelian susu tersebut, Dinkes telah mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK) sekitar Rp1 miliar dan saat ini masih proses pengadaan.

Susu itu nantinya akan dibagikan melalui 11 puskesmas se-Kota Mataram, dengan mengundang orang tua yang memiliki balita kerdil. Satu minggu kemudian akan dievaluasi secara berkala selama program pemberian bantuan susu tahun 2023.

"Kita harapkan, melalui program ini target penurunan angka stunting di Kota Mataram menjadi 14 persen bisa tercapai lebih cepat," katanya.