Dekranasda ingin Tenun NTB seperti Batik Jawa

id Tenun NTB

"Kami punya keinginan yang kuat untuk menjadikan tenun NTB dan batik sasambo seperti batik jawa, yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat dan bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri,"
Mataram (Antara NTB) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Barat Hj Erica Zainul Majdi mengharapkan tenun daerah ini dan batik sasambo terkenal seperti halnya batik jawa.

"Kami punya keinginan yang kuat untuk menjadikan tenun NTB dan batik sasambo seperti batik jawa, yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat dan bisa menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri," kata istri Gubernur NTB ini saat membua seminar dalam rangkaian kegiatan Bulan Budaya Lombok - Sumbawa di Taman Mayura, Mataram, Senin.

Dia menjelaskan, Dekranasda NTB dan seluruh pemangku amanah di bidang kerajinan daerah itu, juga memiliki keinginan yang sama bagaimana dapat menjadikan tenun NTB dan batik sasambo seperti halnya batik jawa. Sasambo sendiri merupakan akronim dari tiga suku besar di NTB, yakni Sasak, Samawa, dan Mbojo (Sasambo).

Menurutnya, belajar dari sejarah kesuksesan batik jawa yang cukup panjang, jajaran Pemerintah Provinsi NTB juga telah mengambil langkah yang sama dengan kebijakan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin yang mewajibkan seluruh jajarannya untuk mengenakan batik di hari-hari tertentu.

"Pendekatan seperti itu juga dilakukan oleh Pemprov NTB yang mewajibkan jajarannya mengenakan tenun NTB atau batik sasambo, demikan juga di sekolah-sekolah," ujarnya.

Karena itu, Erica optimistis jika tenun NTB dan batik sasambo akan mengalami kesuskesan seperti halnya batik jawa, karena telah didukung oleh kemajuan teknologi, baik bidang informasi, bidang processing dan kesadaran masyarakat dalam memberi kontribusi kedaulatan budaya.

"Jadi belajar dari batik jawa, Alhamdulillah saya perkirakan perjuangan tenun NTB dan batik sasambo tidak perlu sepanjang itu, karena kemajuan teknologi di bidang informasi maupun bidang proses tenun dan batik tersebut, sekaligus kesadaran masyarakat untuk berkontribusi dalam kedaulatan budayanya dengan menggunakan produk-produk asli daerah," katanya.

Lebih lanjut, dia menyatakan, keberadaan pejuang-pejuang kebudayaan seperti halnya para penenun, para tokoh budaya dan pemangku amanah lainnya, dinilainya juga tidak kalah pentingnya dalam mengingatkan kembali bahwa di tubuh mereka yang mengenakan tenun dan batik tersebut juga melekat tradisi dan nilai-nilai luhur yang dibanggakan bagi perkembangan tenun NTB dan batik sasambo ke depan.

Bahkan, kata dia, Tmtenun NTB juga pernah menorehkan keberhasilan memperoleh penghargaan "Execellent of Handycraft" karena proses teknik menenunnya dinilai tidak ada di tempat lain.

"Penghargaan ini sungguh jadi pemicu semangat kami di NTB dalam memajukan tenun di NTB," katanya. (*)