Buddha Berbaring dan barisan gunung warna-warni di jalur Sutera

id budha berbaring,Taman Geologi Nasional Danxia Zhangye,Padang Rumput Kangle ,gunung warna-warni,china Oleh Desca Lidya Natalia

Buddha Berbaring dan barisan gunung warna-warni di jalur Sutera

Gunung warna-warni di Taman Geologi Nasional Danxia Zhangye, prefektur Zhangye, provinsi Gansu, China. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Zhangye (ANTARA) - Jalur Sutera adalah rute perdagangan internasional kuno dari peradaban China yang membentang dari Asia Timur, melintasi anak benua India, Asia Tengah, Timur Tengah, dan Afrika Timur hingga Eropa.  Secara keseluruhan, jalan membentang sekitar 6.400 kilometer.

Jalur Sutera sendiri mempunyai beberapa rute. Salah satuya adalah Jalur Sutera Utara yang membentang ke arah barat laut dari tepi Sungai Kuning. Koridor Hexi menjadi rute terpenting dari China Utara ke Cekungan Tarim dan Asia Tengah bagi para pedagang dan militer. Koridor ini menjadi oasis di sepanjang tepi utara Dataran Tinggi Tibet.

Di tengah rute Jalur Sutra Utara itulah hadir prefektur Zhangye yang berada di pusat provinsi Gansu, China. Perfektur ini berbatasan dengan Mongolia Dalam di utara dan Qinghai di selatan.

Zhangye menjadi pos terdepan di Jalur Sutera. Sebelum dikuasai oleh bangsa Mongol, kota ini didominasi oleh dinasti Xia dan sebelumnya oleh bangsa Uighur setidaknya pada awal abad ke-10. Konon kaisar pendiri Dinasti Yuan, Kubilai Khan lahir di Kuil Dafo, ketika ibunya, istri Tolui Khan, tinggal di kuil tersebut.

Kuil Dafo atau Kuil Budha Raksasa memang punya posisi penting di Zhangye. Kuil itu menyimpan patung tanah liat "Buddha Berbaring" terpanjang di China yaitu  34,5 meter dan lebar bahunya mencapai 7,5 meter. Telinga Sang Buddha memiliki panjang 4 meter dan panjang kaki 5,2 meter. Patung itu diwarnai dengan warna dominan emas dan merah.

Saat ANTARA mengunjungi kuil tersebut bersama rombongan wartawan dari "All China Journalist Association" pada Sabtu (2/9), kuil tempat patung "Buddha Berbaring" dibuat tertutup dan tidak dibolehkan ada cahaya buatan yang masuk demi menjaga keawetan patung.
Patung "Budha Berbaring" di Kuil Dafo, prefektur Zhangye, provinsi Gansu, China. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pemandu wisata di kuil mengatakan postur Buddha Berbaring tersebut menunjukkan posisi Siddhartha Gautama yang mencapai Parinirvana atau menjadi Buddha. Pada pembangunan, patung itu kosong namun saat pemugaran oleh dinasti-dinasti setelahnya maka sejumlah barang berharga ditaruh di patung tersebut.

Di telapak kaki Buddha Berbaring juga dilukiskan bunga teratai. Bagian telapak kaki yang sengaja dilapisi kaca itu pun banyak dilempari uang kertas maupun logam oleh pengunjung.

Menurut kepercayaan Buddha, tubuh Buddha memiliki 32 perbedaan dengan orang biasa, termasuk tangannya yang lebih panjang sehingga bisa menyentuh kaki tanpa perlu menunduk. Patung itu pun dibuat dengan tangan Buddha yang dapat melewati lututnya.

Selanjutnya bila pengunjung berjalan dari ujung kaki ke arah matanya maka mata Sang Buddha dari yang tadinya tampak tertutup menjadi terbuka untuk menunjukkan sesuatu bila dilihat dari jauh kecil dan kemudian membesar saat mendekat.

Selain patung Buddha Berbaring, di dalam kuil yang sama ada juga 18 patung dewa lain termasuk juga lukisan kisah pencarian kitab ke Barat oleh Biksu Thong Sam Chong dan ketiga muridnya. Hanya saja cerita yang ditampilkan di kuil tersebut sedikit berbeda karena diwarnai dengan gaya masyarakat lokal. Bahkan murid sang biksu yaitu bai Cu Pat Kai dikisahkan menjadi rajin dan baik karena bertemu kekasih hatinya di lokasi itu.

Di bangunan lain dalam kompleks kuil Dafo juga dibuat tempat penyimpanan teks-teks kitab suci Buddha dan berbagai peninggalan saat patung dibuat.

Selain kekayaan budaya, Zhangye juga memiliki bentang alam yang menakjubkan di Zhangye Danxia Landform Geopark atau lazim disebut Taman Geologi Nasional Danxia Zhangye yang berada di kaki timur Pegunungan Qilian. Taman geologi tersebut memiliki bentang alam Danxia (awan merah) spektakular seluas sekitar 50 kilometer persegi.

Di tempat ini pengunjung dapat melihat barisan gunung yang berwarna-warni dengan dominasi warga merah, kuning dan abu-abu. Formasi puncak bukti warna-warni itu tampak megah, kuat dan gagah.

Butuh setidaknya sekitar 540 juta tahun untuk mengendapkan mineral tanah dan batu di bentang Danxia Zhangye yang pernah jadi bagian lautan agar lapisan-lapisan batuan yang berat itu terkondensasi menjadi gunung-gunung batu. Ditambah dengan tabrakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia membentuk gunung dan terangkat ke atas permukaan laut. Pada saat yang sama hujan dan sinar matahari bersama-sama membentuk pegunungan yang mirip pucuk-pucuk cat minyak di palet. Pemandu wisata yang mendampingi rombongan mengatakan gunung yang tampak merah bata memiliki kandungan sekitar 80 persen besi, sedangkan warna kuning besi sudah bercampur dengan lumpur dan warna abu-abu menunjukkan lapisan tersebut dapat ditanami tumbuhan.

Pengunjung yang ingin melihat keindahan alam tersebut harus menggunakan bus wisata ke dalam taman nasional karena penggunaan mobil pribadi tidak diperbolehkan. Setidaknya ada lima lokasi yang dapat dijangkau dengan bus wisata untuk berkeliling taman nasional tersebut.

Pengelola taman nasional menyediakan tangga dan juga "platform" bagi pengunjung untuk melihat-lihat keindahan alam gunung warna-warni. Bersiaplah untuk mengenakan sepatu olahraga yang nyaman dan tabir surya SPF tinggi karena paparan ultraviolet (UV) yang kuat di "platform"tersebut.

Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim panas dan gugur karena tidak terlalu panas, sementara berkunjung ke musim dingin tidak direkomendasikan karena suhu Zhangye jauh di bawah titik beku dan berangin di musim dingin.

Saran lain, saat berkunjung adalah pada pagi dan sore hari, terutama saat matahari terbenam, karena warna gunung-gunung akan terus berubah, memperlihatkan lapisan kuning dan merah yang ditutupi lapisan abu-abu muda.

Bila sudah puas dengan gunung warna merah, kuning dan abu, dengan sebentar berkendara yaitu berjarak 12,6 kilometer, pengunjung akan tiba di Kangle Grassland atau Padang Rumput Kangle yang masuk dalam Daerah Otonomi Sunan Yugur.

Area seluas sekitar 180 ribu hektare itu terdiri dari hutan pinus di padang rumput Machangtan. Terdapat 9 bukit yang ditanami pohon pinus tumbuh sejajar di lereng gunung.

Menurut lagenda suku setempat yaitu suku Uighur, zaman dulu ada pencari tanam-tanaman yang mendatangi lokasi tersebut. Saat itu masih banyak serigala dan akhirnya para pencari tanaman itu harus berkelahi dengan para serigala, namun karena kelelahan setelah perkelahian mereka tertidur dan tidak bangun lagi melainkan berubah menjadi 9 bukit yang ditutupi pohon pinus.

Berbeda dengan udara panas di Taman Geopark Nasional Zhangye, Padang Rumput Kangle menawarkan kesejukan udara dan sangat nyaman untuk menghabiskan waktu berlama-lama.
Pengunjung bisa memanjakan mata dengan pemandangan pegunungan hijau yang bergulung-gulung, hutan lebat dan rerumputan yang tumbuh subur serta bunga-bunga harum tumbuh subur di mana-mana.

Baca juga: Industri pariwisata Yunnan mulai pulih
Baca juga: Pejabat Turkiye-China janji tingkatkan kerja sama pariwisata


Pada musim semi dan musim panas, padang rumput luas tampak seperti karpet hijau yang membentang hingga cakrawala. Pada musim gugur, hutan hijau dan padang rumput keemasan menciptakan pemandangan yang menakjubkan sedangkan pada musim dingin, salju putih menutupi pegunungan dan padang rumput, yang menyuguhkan pemandangan menakjubkan lainnya. Khususnya pada Juli, para penggembala mengenakan kostum warna-warni untuk merayakan festival mereka. Zhangye pun dapat menjadi salah satu pilihan untuk menikmati budaya sekaligus keindahan alam di China.