Mataram (ANTARA) - Ratusan pendukung pendeta nasionalis Myanmar, Wirathu, Kamis, memprotes surat perintah penangkapan atas pendeta tersebut untuk dakwaan menghasut.
Aksi protes itu digelar di pagoda paling suci umat Buddha di negeri itu.
Wirathu telah lama dikenal karena retorika kerasnya terhadap masyarakat minoritas Muslim Myanmar, tapi surat perintah penangkapan terhadap dia dikeluarkan setelah ia mengeluarkan komentar yang mengeritik pemerintah sipil Aung San Suu Kyi.
Sedikitnya 300 pendukung Wirathu berkumpul di luar Pagoda Shwedagon di kota terbesar di Myanmar, Yangon, kata Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Kamis malam.
"Ia mengeritik pemerintah secara terbuka sebagai warga negara," kata pegiat Win Ko Ko Lat kepada wartawan. "Penggunaan tindakan menghasut terhadap dia sama sekali tidak adil."
Surat perintah penangkapan buat Wirathu dikeluarkan oleh satu pengadilan Yangon pada Selasa. Polisi belum menetapkan dasar pasti bagi penangkapan dia berdasarkan hukum yang melarang "menyebarkan kebencian atau penghinaan" atau menyulut rasa tidak suka terhadap pemerintah.
Dalam pertemuan terbuka belum lama ini, Wirathu telah menuduh pemerintah korupsi dan mengecamnya karena berusaha mengubah undang-undang dasar yang akan mengurangi kekuasaan militer.
Militer memerintah Myanmar selama beberapa dasawarsa sampai awal peralihan kekuasaan sipil pada 2011. Wirathu adalah pendeta nasionalis paling menonjol yang muncul sebagai kekuatan politik sejak itu.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56