NOA pererat kerja sama Indonesia-Malaysia bidang olahraga

id National olympic academy,noa Indonesia,koi,noc indonesia,olimpiade

NOA pererat kerja sama Indonesia-Malaysia bidang olahraga

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari dalam peluncuran National Olympic Academy (NOA) Indonesia di Kantor KOI Jakarta, Senin (18/9/2023). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Jakarta (ANTARA) - Program National Olympic Academy (NOA) yang baru saja diluncurkan oleh Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) menjadi bentuk upaya mempererat kerja sama Indonesia-Malaysia di bidang olahraga.
 

Hal tersebut mengingat program ini merupakan bagian dari inisiatif Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang bertajuk International Olympic Academy (IOA), dan beberapa negara, termasuk Malaysia, sudah memiliki inisiatif tersebut.

“Kami ingin membantu teman kami di ASEAN dan membangun persahabatan antarnegara yang lebih baik melalui NOA. Kami ingin menjaga nilai persahabatan, rasa saling menghormati antara dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia,” kata Direktur NOA Malaysia Nicholas Chan saat ditemui di Jakarta, Senin.

Chan melanjutkan, pihaknya merasa bangga bisa bekerja sama dengan KOI untuk mewujudkan keinginan kedua negara memajukan olahraga, baik di negara masing-masing maupun di kawasan. “Saya bangga karena bisa turut bekerja sama untuk membangun NOA Indonesia karena NOA Malaysia sudah ada sejak 1994, kita ada banyak program,” ujar Chan.

Lebih lanjut, Chan mengatakan pihaknya bersama NOA Indonesia bersama-sama membangun rancangan program untuk membagikan pengetahuan dan semangat Olimpiade di kalangan masyarakat, termasuk di lingkungan akademis.

“Kami memiliki keinginan, rancangan program untuk memberikan semangat Olimpiade buat masyarakat, pengetahuan yang bisa kami bagikan. Untuk itu, kami akan bekerja dengan dekat, dan itu yang ingin kami lakukan,” kata Chan.
 

Sementara itu, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari menambahkan, terdapat dua tantangan di bidang pembinaan prestasi olahraga Indonesia. Pertama adalah Bahasa Inggris yang menjadi sebuah keharusan untuk dipelajari mengingat modul-modul olahraga internasional menggunakan bahasa tersebut.

Baca juga: Basket Kanada lolos ke Olimpiade Paris 2024
Baca juga: Jepang menjadi tim terbaik Asia dan dapat tiket Olimpiade Paris

Sedangkan tantangan kedua adalah memberikan pengertian kepada orang tua agar mau mendorong anaknya yang potensial di bidang olahraga untuk melebarkan sayapnya sebagai atlet profesional. “Dan menurut saya, yang paling sulit bukan merekrut atlet, tapi bagaimana meyakinkan orang tua untuk mau mendorong anaknya menjadi atlet,” kata Okto.

Untuk itu, program NOA juga diharapkan mampu mendorong potensi para atlet muda untuk berjaya di panggung olahraga dunia. “Dan tujuan utama kami adalah untuk mengibarkan bendera Merah-Putih setinggi-tingginya dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya sebanyak mungkin,” ujar Okto.