1.000 MBR Mataram dapatkan program hibah sambungan gratis air bersih

id 1.000 MBR Mataram dibantu sambungan air bersih

1.000 MBR Mataram dapatkan program hibah sambungan gratis air bersih

 Direktur Utama PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) H Lalu Ahmad Zaini. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Direktur Utama PT Air Minum Giri Menang (Perseroda) H Lalu Ahmad Zaini menyebutkan, sebanyak 1.000 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mendapatkan program sambungan air bersih gratis.

"Program tersebut saat ini sedang diproses. Ada yang sedang tahap pemasangan dan ada juga yang masih verifikasi oleh tim Kementerian PUPR," katanya kepada wartawan di Mataram, Rabu.

Hal itu disampaikan seusai melaksanakan kegiatan penyerahan secara simbolis program gratis tagihan air bersih bagi 436 rumah ibadah di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, di aula Wali Kota Mataram.

Dikatakan, untuk penetapan penerima program sambungan air bersih gratis, pihaknya sifatnya mengusulkan calon penerima "by name by address", sementara verifikasi dan realisasi dari Kementerian PUPR sebagai pelaksana.

"Program ini sekaligus untuk meningkatkan cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram," katanya.

Berdasarkan data yang ada, katanya, cakupan penggunaan air bersih di Kota Mataram mencapai sekitar 65 persen dengan jumlah pelanggan sekitar 87 ribu dari sekitar 150 ribu total pelanggan secara keseluruhan termasuk Kabupaten Lombok Barat.

"Harapannya, dengan adanya program hibah sambungan gratis ini bisa mendukung program pemerintah 100 persen penyediaan air bersih," katanya.

Zaini menambahkan, dalam pelaksanaan program sambungan air bersih gratis, MBR menerima jaringan air bersih dengan meteran dan satu titik keran air. Jika jaringan air bersih dipasang oleh masyarakat umum maka dikenakan biaya sekitar Rp1,7 juta.

"Untuk program ini, kita gratiskan pemasangan saja. Sedangkan untuk tagihan setiap bulan, tetap harus dibayar oleh sasaran penerima sesuai penggunaan," katanya.

Sementara menyinggung tentang debit air bersih pada puncak kemarau saat ini, Zaini mengakui ada penurunan debit air sekitar 5 persen namun itu tidak sampai menimbulkan gangguan yang signifikan.

Pasalnya, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan pengaturan sistem aliran air dan pembuatan sumur bor untuk kawasan tertentu.

"Kalaupun ada keluhan yang masuk hanya 1-2 pelanggan saja, dan kami langsung tindaklanjuti," katanya.