Hilirisasi komoditas kelapa tingkatkan daya saing produk

id World Coconut Day ,Hari Kelapa Sedunia,Kelapa, Komoditas Kelapa

Hilirisasi komoditas kelapa tingkatkan daya saing produk

Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Rulli Nuryanto (dua kanan) bersama Wakil Ketua MPR RIĀ Fadel Muhammad (tiga kanan) dan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo (tiga kiri) saat meresmikan peringatan Hari Kelapa Sedunia (World Coconut Day) 2023 di Kabupaten Gorontalo, pada Kamis (21/9/2023). (ANTARA/Adimas Raditya)

Gorontalo (ANTARA) -
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) menyebutkan  bahwa hilirisasi komoditas kelapa untuk meningkatkan daya saing produk di pasar internasional.
 
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro, Rulli Nuryanto yang hadir mewakili Menkop UKM Teten Masduki pada peringatan Hari Kelapa Sedunia (World Coconut Day) 2023 yang diselenggarakan di Kabupaten Gorontalo, pada Kamis, menyampaikan bahwa kegiatan WCD berfokus dalam peningkatan peran UMKM dalam mengembangkan model bisnis hilirisasi.
 
"Saya berharap WCD 2023 dapat menjadi ajang bagi para pelaku UMKM di Tanah Air, khususnya Kabupaten Gorontalo untuk mampu memperkenalkan komoditas daerah, agar mampu bersaing di level internasional," katanya.
 
Ia mengatakan kelapa merupakan komoditas unggulan, baik untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri di dalam negeri maupun ekspor. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, kontribusi ekspor kelapa terbanyak pada tahun 2017 hingga 2021 berupa produk minyak kelapa setengah jadi dengan nilai mencapai 384 juta dolar AS.
 
Adapun yang kedua berasal dari minyak kelapa mentah mencapai 312 juta dolar AS. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pengembangan hilirisasi komoditas kelapa untuk kebutuhan ekspor sehingga memberikan nilai tambah bagi para petani. "Hilirisasi memberikan nilai tambah bagi petani dan menyumbangkan 'multiplier effect' yang besar bagi perekonomian Indonesia," ujarnya.
 
Lebih lanjut Rulli mengungkapkan KemenkopUKM memberikan dukungan pada hilirisasi industri kelapa melalui pembangunan rumah produksi bersama (factory sharing) yang dikelola oleh koperasi. Selain itu, juga menjembatani akses para petani dengan koperasi dalam penyediaan bibit berkualitas, penyerapan produk kelapa, pengolahan, sekaligus menghubungkan dengan pasar.
 
Dengan demikian, komoditas kelapa diharapkan mampu berdaya saing di dunia internasional seperti komoditas unggulan lainnya. "Kelapa Indonesia perlu dikembangkan secara terintegrasi dari hulu ke hilir, dan terhubung dengan off taker, pembiayaan, serta beradaptasi menggunakan teknologi terkini," katanya.

Baca juga: Jual produk impor, pedagang wajib miliki dokumen importasi
Baca juga: Menkop UKM tekankan pentingnya konsep bisnis bagi peternak domba-kambing
 
Sebagai informasi, WCD 2023 di Gorontalo diselenggarakan oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), sebuah asosiasi pemerintah kabupaten untuk mewujudkan
pembangunan yang menjaga lingkungan dan mensejahterakan masyarakat melalui gotong royong multipihak. WCD digelar sebagai representatif Indonesia kepada dunia tentang komitmen industri pengembangan kelapa berkelanjutan.