Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mengklaim bahwa industri dan gerai batik terus tumbuh dan berkembang berkat konsistensi pemerintah daerah setempat dalam mengembangkan ekosistem batik lokal.
Salah satunya Banyuwangi konsisten mengembangkan ekosistem batik lokal melalui agenda gelaran Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang telah berjalan satu dekade, dan tahun ini BBF digelar di Creative Hub, Terminal Pariwisata Terpadu, Banyuwangi, pada Jumat (20/10) sampai Sabtu (21/10).
"BBF bukan sekedar peragaan busana, namun ini adalah memicu lebih pesat pengembangan industri batik Banyuwangi. Tidak hanya di ujungnya saja, tapi dari hulu ke hilir. Dari produksi hingga bisa berupa pakaian jadi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangannya, Minggu.
Dengan konsisten mengembangkan ekosistem batik lokal, muncul pula perancang-perancang muda, dan bahkan motif batik Banyuwangi juga terus berkembang dan dieksplorasi dari kekayaan potensi yang dimiliki kabupaten ujung Timur Pulau Jawa itu.
Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi selama sepuluh tahun terakhir getol menggelar pelatihan dan mendatangkan pelaku industri batik nasional, juga perancang nasional ke Banyuwangi, untuk melatih industri kecil menengah (IKM) batik batik setempat.
"Alhamdulillah saat ini ekosistem batik mulai tumbuh. Pelaku UMKM yang awalnya hanya belasan, kini sudah mencapai 60 pengusaha batik di Banyuwangi. Belum lagi para perancang yang desainnya sudah semakin bagus, para perajin batik yang juga ikut tumbuh. Kami berharap ekosistem ini terus membesar," ujar Ipuk.
Banyuwangi Batik Festival 2023 mengangkat motif sembruk cacing menampilkan puluhan busana batik dengan tema serupa. Ada busana Muslim, casual, resmi, hingga busana pesta. Banyuwangi sendiri memiliki 44 motif batik yang setiap tahunnya secara bergantian diangkat dalam agenda peragaan busana itu.
Baca juga: Batik Nusantara semarakkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia
Baca juga: DKI Jakarta bentuk "BaBe Hub" sebagai wadah pengembangan batik Betawi
Kegiatan yang telah memasuki satu dekade pelaksanaannya tersebut tidak sekadar menggelar peragaan busana, tapi juga diiringi serangkaian kegiatan lain yang mendorong kecintaan generasi muda pada batik.
Seperti lomba desain batik, fashion on pedestrian, pemilihan duta batik, jazz batik, pasar batik, hingga meras batik yang semuanya melibatkan kalangan anak-anak remaja dan pelajar.