Jakarta (ANTARA) - Setidaknya delapan tim putra dan delapan tim putri akan bersaing untuk bisa bertanding pada babak final kompetisi bola basket pelajar DBL Seri DKI Jakarta yang akan diselenggarakan di stadion eks Piala Dunia FIBA yaitu Indonesia Arena.
Hanya empat tim terbaik, dua tim putra dan dua tim putri, yang berhak tampil pada momen puncak DBL Seri DKI Jakarta di Indonesia Arena pada 17 November nanti.
Posisi sebagai finalis itulah yang akan diperebutkan oleh 16 tim berstatus terbaik dari wilayah masing-masing (region). Terdiri dari delapan tim putra dan delapan tim putri.
"Selama sepekan ke depan kita akan menyaksikan persaingan yang kompetitif dari tim basket sekolah berstatus terbaik dari masing-masing wilayah se-DKI Jakarta," kata Ketua Umum Pengprov Perbasi DKI Jakarta Lexyndo Hakim, dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu.
Dia menyebut pada musim 2023 ini, DBL Seri DKI Jakarta mencatatkan pertumbuhan dari jumlah peserta dan sekolah yang terlibat. Juga animo penonton yang meningkat drastis.
Lexy menyebut Perbasi DKI Jakarta dan DBL Indonesia memiliki perhatian yang sama pada pembinaan, khususnya di tingkat pelajar. "Karena itu, kami berkolaborasi secara intens untuk terus meningkatkan partisipasi. Agar DBL dapat menjangkau lebih banyak pelajar dan sekolah yang ikut berpartisipasi," katanya.
Untuk bisa merebut tiket tampil pada Final DBL Seri DKI Jakarta di Indonesia Arena, ke-16 tim harus bersaing pada fase Championship Series terlebih dahulu, yang dilangsungkan di GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan. Pada tanggal 2 hingga 8 November mendatang.
Dari persaingan putri, ada tim SMAK 1 Penabur Jakarta dan SMA Dian Harapan Jakarta yang berstatus champion dan runner-up West Region (Seri Jakarta Barat). Lalu ada SMA Jubilee (champion) dan SMA 1 PSKD (runner-up) dari North & Central Region (Seri Jakarta Utara & Pusat), SMAN 71 Jakarta (champion) dan SMAN 21 Jakarta (runner-up) dari East Region (Seri Jakarta Timur), serta SMAN 70 Jakarta (champion) dan SMAN 3 Jakarta (runner-up) yang mewakili South Region (Seri Jakarta Selatan).
Sementara pesaing putra ada tim SMA Bukit Sion (champion) dan SMA IPEKA Puri yang mewakili West Region (Seri Jakarta Barat), SMA Jubilee (champion) dan SMA Kolese Kanisius (runner-up) North & Central Region (Seri Jakarta Utara & Pusat), SMAN 71 Jakarta (champion) dan SMAN 91 Jakarta (runner-up) East Region (Seri Jakarta Timur), serta SMA Al-Izhar Pondok Labu (champion) dan SMAN 47 Jakarta (runner-up) South Region atau Seri Jakarta Selatan.
DBL Indonesia selaku penyelenggara memberlakukan sistem kompetisi baru pada fase Championship Series musim ini. Jika pada musim-musim sebelumnya menggunakan sistem setengah kompetisi atau sistem grup, kali ini diberlakukan sistem double elimination. Dengan pembagian bagan kiri (left bracket) dan bagan kanan (right bracket).
Baca juga: Tim Jerman taklukan AS 111-113 menuju final piala dunia
Baca juga: Langkah Latvia di Piala Dunia FIBA terhenti
Vice Director DBL Indonesia menjelaskan bahwa dengan sistem double elimination ini seluruh tim yang bertanding mempunyai ‘dua nyawa’ atau jatah kalah tak boleh lebih dari dua kali, jika ingin menjaga kesempatan untuk terus melaju ke babak selanjutnya. Jika tim sudah mengalami kekalahan sebanyak dua kali, maka otomatis akan tersingkir.
"Dengan sistem ini, persaingannya akan lebih kompetitif. Jadi, kami memelihara semangat student athlete supaya bisa terus bersaing dan berusaha semaksimal mungkin pada babak Championship Series nanti. Mereka punya kesempatan yang sama di awal pertandingan," katanya.