Mataram (Antara NTB) - Manager Public Relations PT Newmont Nusa Tenggara Rubi Purnomo menegaskan hingga saat ini tidak ada "deal" antara PT Newmont Nusa Tenggara dengan PT Medco Energi Internasional Tbk untuk melepas 76 persen saham.
"Belum ada keputusan atau `deal` soal penjualan saham (Newmont)," kata Rubi di Mataram, Jumat.
Rubi mengatakan, saat ini proses penjualan 76 persen saham Newmont kepada PT Medco Energi Internasional Tbk masih dalam taraf pembahasan para pemegang saham.
"Sehingga, kalau pun dikatakan sudah ada `deal`, saya menegaskan tidak benar," kata Rubi.
Sebelumnya tersiar kabar perusahaan minyak dan gas milik Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk selangkah lagi akan menguasai 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara dengan nilai 2,2 miliar dolar AS.
"Jadi mengenai spekulasi penjualan saham itu belum ada. Karena semuanya masih dalam proses pembahasan di tingkat para pemegang saham," katanya.
Untuk diketahui, saat ini komposisi saham PT Newmont Nusa Tenggara dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership BV sebesar 56 persen, PT Multi Daerah Bersaing sebesar 24 persen, PT Pukuafu Indah sebesar 17,8 persen, dan PT Indonesia Masbaga sebesar 2,2 persen.
Untuk saham 7 persen milik Nusa Tenggara Partnership BV tengah dalam proses divestasi kepada Pemerintah Indonesia.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi NTB , Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa juga menginginkan seluruh sahamnya sebesar 6 persen di PT Daerah Maju Bersaing (DMB) dijual juga ke PT Medco Energi Internasional Tbk. Bahkan rencana melepas seluruh saham tiga daerah itu mendapat dukungan penuh dari DPRD Provinsi NTB, setelah ada permintaan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.
PT DMB merupakan perusahaan dari tiga daerah, yakni Pemprov NTB, Pemkab Sumbawa, dan Pemkab Sumbawa Barat. DMB bersama PT Multi Capital (MC) mengakuisisi total 24 persen saham Newmont melalui perusahaan konsorsium PT Multi Daerah Bersaing (MDB) yang terdiri dari 6 persen saham PT DMB dan 18 persen saham milik PT Multicapital.
Wakil Ketua DPRD NTB Mori Hanafi menilai opsi menjual 6 persen persen saham milik daerah itu adalah pilihan terbaik. Hal ini dikarenakan terus merosotnya harga saham perusahaan dan pemerintah terus merugi.
Menurut Mori, saat proses divestasi awal, saham Newmont sangat tinggi. Ketika itu mencapai 867 juta dolar AS, namun saat ini harganya hanya mencapai 528 juta dolar AS, sehingga terjadi penurunan mencapai 300 juta dolar AS lebih.
"Kita khawatir makin lama saham ini tidak akan ada nilainya, sehingga opsi menjual saham di saat posisi turun adalah yang terbaik," kata Mori. (*)