Urban farming perlu digalakkan di Sumut

id badan pusat statistik ,bps sumatera utara ,urban farming sumut,urban parming

Urban farming perlu digalakkan di Sumut

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumatera Utara Muhammad Juwaini. ANTARA/Michael Siahaan

Medan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menyatakan urban farming atau pertanian yang dilakukan di perkotaan dengan sebagian besar media tanamnya tidak di permukaan tanah, perlu digalakkan di wilayahnya.
 

"'Urban farming itu aktivitas yang sangat bagus," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumut Muhammad Juwaini, di Medan, Selasa.

Menurut Juwaini, urban farming ideal dilakukan demi menjaga ketahanan pangan di tingkat keluarga. Sebab, dengan metode tersebut, masyarakat dapat menanam berbagai tumbuh-tumbuhan bermanfaat mulai dari tanaman pangan, sayur-sayuran dan hortikultura khususnya cabai.

"Jadi ketika harga komoditas pangan misalnya cabai merah tinggi, urban farming bisa menyediakan kebutuhannya," ujar Juwaini.

Melihat banyaknya manfaat urban farming, Juwaini pun mengaku senang melihat hasil Sensus Pertanian 2023 tahap I oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, salah satu hasilnya memperlihatkan usaha urban farming terus menggeliat di provinsi tersebut.

Berdasarkan Sensus Pertanian 2023 Tahap I pada 1 Juni-31 Juli, terdapat 494 unit usaha urban farming perorangan di Sumut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 137 unit atau 27,73 persen, jumlah terbanyak dari wilayah lainnya, berada di Kota Binjai.

Urban farming perorangan, yang umumnya menggunakan teknik hidroponik, akuakultur, vertikultur, dan lain-lain, tersebar nyaris di seluruh wilayah Sumut mulai dari pantai timur ke pantai barat, baik di dataran tinggi maupun di lingkup kepulauan.

Di dataran tinggi Sumut, pertanian urban farming terbanyak ada di Kabupaten Simalungun dan karo dengan jumlah masing-masing 13 unit. Di pantai timur, Kota Binjai yang mendominasi urban farming dengan 137 unit. Sementara di pantai barat, urban farming terpusat di Kabupaten Tapanuli Tengah yang memiliki enam unit usaha di sana.

Baca juga: Jumlah petani milenial di NTB mencapai 225.483 orang
Baca juga: Ribuan petani siap ramaikan Pertemuan Nasional Petani Sawit

Terakhir, di kepulauan, urban farming Sumut mayoritas ada di Kabupaten Nias Selatan dengan 11 unit.

"Ini salah satu hikmah dari pandemi COVID-19 lalu. Masyarakat mampu memanfaatkan ruang-ruang kecil untuk bertani yang hasilnya dapat mendukung ekonomi rumah tangga," kata Nurul, warga Sumut pula.