Mataram (ANTARA) - Sebanyak 2.302 relawan moderasi beragama di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), dikukuhkan pada Selasa.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB tersebut.
"Kegiatan seperti ini perlu ditiru daerah lain di seluruh Indonesia," ujarnya pada acara Oengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di lingkungan Kanwil Kementerian Agama NTB di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Selasa.
Baca juga: Kemenag Lombok Tengah membentuk relawan moderasi beragama
Dalam kesempatan ini, Menag mengingatkan dua hal yang perlu diketahui bahwa menjadi relawan moderasi beragama tidak mudah.
"Saya tidak panjang lebar, karena saya hanya ingin menyampaikan dua hal. Pertama, menjadi relawan moderasi itu tidak mudah. Ini ada dua kata, relawan dan moderasi. Relawan itu kadang rela kadang melawan," ujarnya.
Untuk melakukan moderasi itu tidak mudah karena harus selalu berada di tengah-tengah, katanya.
"Tidak boleh ikut yang kiri, tidak boleh ikut yang kanan. Harus ada di tengah-tengah, mengikuti arahan pimpinan," tegasnya.
Baca juga: Menag imbau agama tak dijadikan candaan politik
Ia menambahkan bahwa hari ini masyarakat dihadapkan pada satu situasi di mana ada sekelompok orang yang mengklaim sebagai pemegang otoritas keagamaan, pemegang otoritas kebenaran.
"Bahwa yang berhak menentukan kebenaran adalah kelompok mereka,” terangnya.
Oleh karena itu, dirinya berharap Relawan Moderasi ini mampu berada di tengah-tengah untuk menjembatani semua situasi yang ekstrim dan moderasi semua hal yang mereka merasa memiliki otoritas atas kebenaran.
Selain itu, menurutnya Indonesia negeri yang majemuk. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang kuat atas negeri yang majemuk tersebut.
"Indonesia ini ditakdirkan, takdir Indonesia ini adalah takdir keragaman, yaitu keberagaman, takdir keberbedaan. Beda secara suku, agama, latar budaya dan banyak perbedaan lainnya, namun begitu perbedaan yang dimiliki Indonesia ini justru yang selama ini jadi kekuatan dan berhasil memerdekakan negara," terangnya.
Meski demikian, Indonesia merdeka bukan perjuangan satu kelompok, bukan perjuangan karena satu golongan, bukan perjuangan karena satu agama saja. Tetapi beragam oleh banyaknya perbedaan yang dimiliki bangsa ini.
Baca juga: Menag Yaqut: Indonesia butuh pemimpin kuat
"Beragam perbedaan latar belakang mereka semua memperjuangkan negeri ini. Keberadaan ini membutuhkan kepemimpinan yang kuat, karena kepemimpinan yang kuat akan menjamin keberadaan Indonesia ini," katanya.
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama NTB, Zamroni Azis mengatakan ribuan relawan moderasi beragama ini disebar di 1.151 desa dan kelurahan di NTB.
"Masing-masing satu desa/kelurahan dua orang yang diambil dari tokoh agama dan tokoh masyarakat," ujarnya.
Ia menjelaskan relawan moderasi beragama ini bergerak bersama TNI/Polri. Tugas utamanya menjaga keharmonisan, keamanan dan menciptakan suasana keakraban di tengah masyarakat.
"Sehingga saling harga menghargai antar umat beragama," kata Zamroni Aziz.
Baca juga: Menag Yaqut mengajak seluruh elemen bangsa menjaga situasi kondusif Pilpres 2024
Sebanyak 2.302 relawan moderasi beragama dikukuhkan di NTB
Kegiatan seperti ini perlu ditiru daerah lain di seluruh Indonesia