Jakarta (ANTARA) - Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco menyiapkan pembentukan Startup Hub sebagai rencana dan strategi promosi dan pemasaran UKM pada 2024.
“Bedanya dengan sektor swasta, Startup Hub yang kami bentuk harus bisa menggalang kekuatan multistakeholder. Lebih banyak mengoordinasikan kekuatan startup untuk tumbuh, yang sudah ada dikembangkan, menghasilkan performance tinggi secara finansial dan model bisnis,” kata Direktur Smesco Indonesia Leonard Theosabrata saat konferensi pers di Kantor KemenKopUKM Jakarta, Kamis.
Dikatakannya, startup yang didorong bukan hanya mereka yang unggul secara teknologi, tetapi juga Tech Enabled yang kuat di sektor riil alias lebih banyak startup di sektor produksi.
Indonesia, sebut Leonard, membutuhkan penguatan ekonomi di sektor riil dari hulu ke hilir agar tak kalah bersaingan dengan market global. Bahkan dalam mewujudkan hal tersebut, Smesco Indonesia sudah melakukan kunjungan ke Singapura. Di mana sebesar 60 persen investasi startup Indonesia terbesar masuk dari Singapura.
“Kerja sama dengan mereka (Modal Ventura asal Singapura) harus didukung, karena investasi sangat dibutuhkan, agar startup lebih bertumbuh kembang dan UKM diberdayakan. Bukan hanya sekadar berdiri lalu hilang,” ucapnya.
Lebih lanjut Leo menuturkan Smesco Indonesia mampu menyiapkan lebih banyak program yang yang progresif dan agresif untuk mendukung UKM naik kelas pada tahun 2024 ini karena sudah keluar dari jeratan defisit keuangan pada 2018 dan 2019 dan menjadi surplus pada 2023.
Surplus tersebut diraih Smesco berkat dikontribusi dari pengelolaan aset sebagai sumber revenue. Selain itu, Smesco juga mulai memetakan titik-titik baru sumber revenue, seperti kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari Kementerian/Lembaga (K/L), Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), hingga perusahaan swasta.
Baca juga: Kemen Kop tingkatkan omzet UKM lewat bazar Ramadhan
Baca juga: Smesco Indonesia gelar Inkubasi Fashion Craft
Catatan pertumbuhan juga terjadi berkat program kerja sama dengan Skyeats yang merupakan kitchen integrated pemberi layanan sistem pengawetan untuk makanan produk UKM.
Skyeats membantu agar bahan makanan UKM lebih awet ketika dipasarkan di suhu ruang hingga 12 bulan yang bertujuan untuk memudahkan produk makanan tersebut masuk ke pasar modern.
“Kami memberikan layanan tersebut kepada UKM dengan tarif yang terjangkau. Diharapkan akan lebih banyak lagi UKM yang bergabung dalam Skyeats, di mana saat ini masih terdapat sekitar 50 UKM yang tergabung,” tuturnya.