Gaza (ANTARA) - Amerika Serikat tidak pernah menjadi mediator yang netral, namun mereka selalu menjadi biang keladi dalam pendudukan Palestina, kata pejabat senior kelompok perlawanan Hamas di Palestina, Osama Hamdan.
Saat wawancara dengan jaringan TV Al Mayadeen pada Rabu malam, Hamdan mengatakan bahwa salah satu imbas utama dari Operasi Badai Al-Aqsa adalah terganggunya rencana AS untuk menentukan nasib kawasan berdasarkan kepentingan pendudukan rezim Israel dan dirinya sendiri.
Hamdan mengatakan bahwa penjajah Israel masih ragu untuk memulai serangan darat terhadap Kota Rafah, sebab sejauh ini mereka belum mencatat prestasi militer apapun dalam operasinya di Jalur Gaza.
Menurut Hamdan, perlawanan Palestina telah mengugurkan keinginan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan rencana besar Zionis di wilayah tersebut.
Perlawanan Palestina adalah gerakan murni dari rakyat Palestina, yang tidak bergantung pada tokoh-tokoh besar sekalipun, katanya, seraya menambahkan bahwa Hamas yakin para petempur Palestina bisa memerdekakan tanah air mereka.
Baca juga: Menlu Malaysia Mohamad Hasan pimpin delegasi ke sesi dengar pendapat publik ICJ
Baca juga: Menlu Jerman ingin perbatasan dibuka agar bantuan kemanusiaan masuk Gaza
Kerja sama antara Knesset rezim Israel dan PM Netanyahu dalam mengesampingkan pembentukan negara Palestina yang merdeka membuktikan bahwa satu-satunya pilihan yang tersisa bagi bangsa Palestina adalah perlawanan, katanya menambahkan.
Sumber: IRNA-OANA
Berita Terkait
Situasi kondisi terkini di Palestina
Senin, 16 Desember 2024 7:02
PBNU ingatkan masyarakat tak boikot perusahaan yang sahamnya milik Indonesia
Sabtu, 7 Desember 2024 10:04
Palestina harus dibantu jika ingin jadi manusia berguna
Selasa, 3 Desember 2024 6:16
Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi tutup usia
Minggu, 1 Desember 2024 10:13
Indonesia dukung ICC perintahkan tangkap Netanyahu
Sabtu, 23 November 2024 12:24
Veto Amerika di Dewan Keamanan PBB tunjukkan standar ganda
Sabtu, 23 November 2024 5:53
Airlangga sebut perjanjian ICA-CEPA telah selesai
Minggu, 17 November 2024 19:05
Solidaritas, Ribuan warga kibarkan bendera Indonesia dan Palestina di Selat Sunda
Sabtu, 16 November 2024 20:09