NTB Kendalikan Harga Beras Dengan Operasi Pasar

id OP Beras

NTB Kendalikan Harga Beras Dengan Operasi Pasar

Ketua Satgas Pangan NTB Kombes Pol Anom Wibowo (kiri), melepas iring-iringan mobil operasi pasar beras di kantor Bulog Divre NTB. (Foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Operasi pasar beras dilakukan untuk mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali"

Mataram (Antara NTB) - Satuan Tugas Pangan Nusa Tenggara Barat bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah NTB menggelar operasi pasar beras dalam rangka mengendalikan harga komoditas tersebut yang cenderung mengalami kenaikan.

"Operasi pasar beras dilakukan untuk mencegah kenaikan harga yang tidak terkendali," kata Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB Prijono, usai pelepasan mobil operasi pasar beras di kantor Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) NTB, di Mataram, Selasa.

Menurut dia, harga beras di dua kota yang ada di NTB, yakni Kota Mataram dan Kota Bima, cenderung mengalami kenaikan di luar musim panen raya padi.

Namun kenaikan harga masih di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 57/M-DAG/PER/8/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

Dari hasil pantauan, kata Prijono, harga beras kualitas medium yang dijual di pasaran masih di level Rp9.000 per kilogram (kg), atau di bawah HET untuk wilayah Bali-NTB sebesar Rp9.450/kg.

"Harga beras masih di bawah HET, tapi trend naik terus. Itu yang harus kami kendalikan, jangan sampai masyarakat panik," ujar Prijono yang juga menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia NTB.

Sementara itu, Kepala Divre Bulog NTB Achmad Ma`mun mengatakan operasi pasar dilakukan berdasarkan instruksi Kementerian Perdagangan dan Direksi Bulog perihal operasi pasar beras cadangan beras pemerintah.

Pihaknya menyediakan sebanyak 3.000 ton beras yang terbagi untuk kegiatan operasi pasar di Kota Mataram sebanyak 2.500 ton dan di Kota Bima sebanyak 500 ton.

Masyarakat bisa membeli beras kualitas medium dengan harga Rp7.300/kg di depan pintu gudang Bulog, sedangkan di tempat operasi pasar sebesar Rp8.100/kg.

Selain beras, ada juga komoditas lain yang dijual, yakni gula pasir merek "Kita" dengan HET Rp12.500/kg, minyak goreng merek "Kita" dengan HET Rp13.000/liter, dan bawang putih dengan HET Rp17.000/kg.

Ia menyebutkan sebanyak empat unit mobil dikerahkan untuk melakukan penjualan beras di empat pasar tradisional di Kota Mataram, yakni pasar tradisional Kebon Roek, Pagesangan, Sindu, dan Mandalika.

Di samping menggunakan mobil operasional, kegiatan operasi pasar beras juga memanfaatkan Rumah Pangan Kita (RPK), yang tersebar di seluruh kabupaten/kota dan mudah dijangkau masyarakat.

"Stok beras sebanyak 3.000 ton cukup untuk melakukan operasi pasar beras hingga akhir tahun 2017," katanya. (*)