Program WASH UNICEF di NTB beri kontribusi untuk WWF

id WASH UNICEF, stbm,sanitasi NTB,world water forum

Program WASH UNICEF di NTB beri kontribusi untuk WWF

Ilustrasi - Sejumlah anak bermain air saat banjir. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Sumbawa Barat, NTB (ANTARA) - Program Air, Sanitasi dan Kebersihan (WASH) oleh Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) di Nusa Tenggara Barat, akan memberi kontribusi pada agenda World Water Forum yang akan diselenggarakan di Bali,18-25 Mei 2024.

"Program WASH menjadi salah satu agenda yang akan dibahas, misalnya bagaimana komitmen para pemerintah negara untuk mendorong kerja sama mengatasi masalah air dan juga sanitasi," ujar Spesialis WASH UNICEF Indonesia, Muhammad Zainal, Jumat.

Zainal mengatakan layanan WASH pada fasilitas kesehatan dan sanitasi di unit pendidikan, yang selama ini berlangsung di NTB, sejalan dengan topik yang akan dibahas dalam forum tersebut. Program WASH untuk mendukung sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di Provinsi NTB telah dimulai sejak 2017, guna percepatan open defecation free, atau yang dikenal sebagai program bebas buang air sembarangan (BABS).

Zainal menilai perkembangan pencapaian di NTB cukup bagus, terlebih dengan komitmen kuat para pemerintah daerah untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan. Menyangkut target sanitasi, menurut dia, NTB ingin memastikan semua orang memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. 

"NTB merupakan provinsi kedua di Indonesia yang berhasil mencapai ODF, open defecation free, atau BABS, Stop Buang Air Besar Sembarangan," kata dia.

Zainal mengatakan target layanan WASH tidak hanya sekedar sanitasi layak, melainkan juga pencapaian sanitasi aman. Karena itu, upaya yang diusung program tersebut --selain soal penggunaan jamban-- juga mencakup upaya bagaimana tinja dapat diolah dengan aman dan tidak mencemari lingkungan sebelum dibuang ke lingkungan.

UNICEF melihat dampak pada anak-anak, yakni menurunnya angka stunting (tengkes) secara signifikan di Sumbawa Barat. Sumbawa Barat, kata dia, menjadi kabupaten yang angka tengkesnya paling rendah di NTB. Berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI), angka tengkes Sumbawa Barat menurun dari 2019 sebesar 33,40 persen menjadi 10,5 persen pada 2023.

Baca juga: Lombok Tengah usulkan program sanitasi Rp10 miliar di 2024
Baca juga: Pemerintah Lombok Tengah-penyedot tinja kolaborasi sanitasi berkelanjutan


"Kami mengharapkan bahwa program sanitasi ini akan berkontribusi langsung terhadap penurunan angka penyakit yang berbasis lingkungan untuk bagi anak-anak," kata dia.

Selain itu, UNICEF bersama Baznas dan pemerintah daerah NTB meninjau perkembangan advokasi pembangunan jamban dan tangki septik untuk para mustahik di Desa Kotaraja, Kabupaten Lombok Timur.