HKTI: Kartel Sebabkan Minat Pemuda Bertani Rendah

id HKTI NTB

HKTI: Kartel Sebabkan Minat Pemuda Bertani Rendah

Ketua HKTI NTB H Willgo Zainar (kiri dua), memberikan pemaparan pada acara diskusi membahas pertanian. (ANTARA NTB/ist)

"Sektor pertanian kurang diminati oleh pemuda karena mungkin melihat bahwa sektor tersebut tidak menjanjikan masa depan yang cerah"
Mataram (Antara NTB) - Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat H Willgo Zainar menyatakan aroma kartel pangan yang menentukan harga dan pasokan komoditas pertanian di dalam negeri sebagai penyebab rendahnya minat pemuda berwirausaha tani.

"Saya kira saat ini memang terasa bahwa sektor pertanian kurang diminati oleh pemuda karena mungkin melihat bahwa sektor tersebut tidak menjanjikan masa depan yang cerah bagi mereka," kata Willgo ketika dihubungi di Mataram, Rabu.

Menurut Anggota Komisi XI DPR RI daerah pemilihan NTB ini, potret kenyataan yang dilihat pemuda bahwa kehidupan petani alamiah tampak semakin hari semakin berat karena harus bersaing dengan petani dari luar negeri.

Hampir sebagian kebutuhan pangan untuk rakyat Indonesia diimpor dari beberapa negara. Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan negeri maritim karena perairan laut dengan berbagai isinya sangat luas.

"Aroma kartel pangan di dalam negeri cukup terasa sehingga petani kita tertekan dalam kompetisi yang tidak seimbang," ucap politisi Partai Gerindra ini.

Di lain sisi, kata Willgo, pemuda dan khususnya anak petani merasakan bahwa setiap masa tanam, orang tuanya mengalami kesulitan memperoleh pupuk dan bibit yang prima. Dan pada saat musim panen harga hasil produksi jatuh karena dikendalikan oleh pedagang dan pasar.

Ketua Dewan Penasehat Pemuda Tani Indonesia Wilayah NTB ini meyakini pemuda pasti akan tertarik ke sektor pertanian dengan profesional dan modern, jika pemerintah mampu menyelesaikan berbagai permasalahan dan memberikan keberpihakan pada petani dalam negeri.

Apalagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian ditunjang dengan infrastruktur dan peralatan serta teknologi tepat guna dalam proses pascapanen yang efisien, maka tentunya sektor pertanian akan diminati oleh pemuda.

"Perlu kita sambut baik imbauan Presiden Joko Widodo, sekaligus kita menunggu langkah-langkah konkrit pemerintah agar pemuda yakin bahwa sektor pertanian menjajikan masa depan yang cerah, sekaligus untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional," kata Willgo seraya mengucap "tag line" menjadi petani kereen.  (*)