Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Tim PKK NTB mengkampanyekan pencegahan pernikahan dan perlindungan serta kekerasan terhadap anak dan penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekolah di Kabupaten Lombok Timur.
"Kekerasan, penyalahgunaan narkoba, perkawinan anak, perundungan, stunting dan lain-lain masih menjadi PR kita bersama, baik dalam pencegahan maupun penanganannya memerlukan kerja sama antara pemerintah masyarakat dan keluarga," kata Penjabat Ketua TP PKK NTB Dessy Hassanudin di SMK Negeri 1 Selong Lombok Timur, melalui keterangan tertulis di Mataram, Sabtu.
Kegiatan kampanye dibuka dengan pembacaan deklarasi anti kekerasan perwakilan anak, dan Duta Genre Lombok Timur, siswa-siswi SMKN 1 Selong yang diikuti oleh 200 siswa/siswi SMA/SMK/MA/Aliyah se-Lombok Timur.
Dessy menyampaikan kegiatan kampanye yang dilakukannya merupakan langkah yang dilakukan oleh TP PKK NTB yang bekerja sama dengan DWP Provinsi NTB, pemerintah daerah, Kemenag dan mitra pembangunan PKK NTB untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba, pencegahan pernikahan anak, perundungan, dan lindungi anak dari kekerasan di lingkungan Sekolah.
"Kekerasan, penyalahgunaan narkoba, perkawinan anak, perundungan, stunting dan lain-lain masih menjadi PR bersama, baik dalam pencegahan maupun penanganannya memerlukan kerjasama antara pemerintah masyarakat dan keluarga," ujarnya.
Menurutnya, kekerasan dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang tidak dapat di toleransi terutama kekerasan terhadap anak. Dirinya juga menjelaskan kekerasan terhadap anak sering terjadi di lingkungan sekolah yang awalnya bercanda, di lanjutkan ke perundungan hingga terjadinya kekerasan.
Untuk itu, ia berharap kekerasan terhadap anak di sekolah yang dilakukan oleh sesama siswa atau kakak kelas, tidak ada kasus lagi atau semakin menurun dan angka kasusnya mencapai tidak ada atau nol," ucapnya.
Sebab, dampak dari kekerasan tersebut dirasakan jangka panjang oleh korban, tidak hanya fisik, namun hubungan sosial menjadi rusak hingga masa depan anak terancam.
Baca juga: Ganjar pesan jangan suruh anak perempuan cepat nikah
Baca juga: Pernikahan anak rendah turunkan angka stunting Bengkulu
Untuk itu ia mengedukasi siswa/siswi SMA/SMK/MA/Aliyah se-Kabupaten Lombok Timur yang hadir dalam kampanye tersebut untuk stop kekerasan terhadap sesama teman, tidak mudah terprovokasi, dan menerapkan deklarasi anti kekerasan dalam kehidupan sehari-hari yang dibaca setiap apel pagi di hari Senin.
"Harapan kami anak-anak stop kekerasan terhadap sesama teman apalagi berkelahi antarsekolah itu tidak keren, jangan mudah terprovokasi dan mulai dengan diri sendiri untuk bisa menghentikan kekerasan yang ada di lingkungan sekolah," katanya.
Berita Terkait
Kompetensi nakes di NTB ditingkatkan untuk tangani jemaah haji
Selasa, 3 Desember 2024 23:55
Edufair NTB 2024 untuk buka beasiswa pelajar dan mahasiswa
Selasa, 3 Desember 2024 23:53
Dua TPS di Lombok Tengah dan Sumbawa Barat diminta gelar PSU
Selasa, 3 Desember 2024 23:51
Bawaslu NTB dalami 121 surat suara tercoblos di TPS Juranalas Sumbawa
Selasa, 3 Desember 2024 19:49
Museum Negeri NTB ungkap pentingnya pembentukan museum daerah
Selasa, 3 Desember 2024 19:46
Jusuf Kalla: PMI siap bantu pemerintah hadapi bencana alam
Selasa, 3 Desember 2024 18:35
Pathul-Nursiah menang Pilkada Lombok Tengah 2024 hasil rekapitulasi KPU
Selasa, 3 Desember 2024 17:53
KDD dapatkan video tunadaksa jalankan modus pelecehan seksual di Mataram
Selasa, 3 Desember 2024 17:48