Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kondisi neraca perdagangan di Nusa Tenggara Barat masih mengalami surplus dengan angka sebesar 228,89 juta dolar AS pada September 2024.
"Ini sangat signifikan perbedaannya, dalam artian nilainya, kalau kita bandingkan dengan kondisi September 2023 yang sebesar 52,20 juta dolar AS," kata Ketua Tim Statistik Distribusi dan Jasa BPS Nusa Tenggara Barat Muhamad Saphoan di Mataram, NTB, Selasa.
Pada September 2024, nilai ekspor Nusa Tenggara Barat tercatat sebesar 244,14 juta dolar AS yang ditopang oleh barang galian sebanyak 238,92 juta dolar AS (97,86 persen), ikan dan udang sebesar 3,54 juta dolar AS (1,45 persen), dan perhiasan mutiara sebanyak 1,03 juta dolar AS (0,42 persen).
Nilai ekspor terbesar ditujukan ke negara China dengan komposisi mencapai 78,42 persen, Jepang sebesar 19,61 persen, dan Amerika Serikat sebanyak 1,38 persen.
Baca juga: Neraca perdagangan NTB surplus 370,75 juta dolar AS
Sedangkan, nilai impor tercatat hanya sebesar 15,25 juta dolar AS dengan kelompok komoditas impor terbesar adalah mesin-mesin/pesawat mekanik sebanyak 13,26 juta dolar AS (86,95 persen), mesin/peralatan listrik 1,13 juta dolar AS (7,39 persen), benda-benda dari besi dan baja sebanyak 463.232 dolar AS (3,04 persen), serta besi dan baja 178.562 dolar AS (1,17 persen).
Negara tujuan impor bulan lalu adalah India sebanyak 48,41 persen, Singapura sebesar 22,10 persen, Italia 11,46 persen, Australia 8,60 persen, Amerika Serikat 6,78 persen, dan lainnya mencapai 6,60 persen.
Saphoan menuturkan secara kumulatif dari dari triwulan I hingga triwulan III tahun 2024, neraca perdagangan Nusa Tenggara Barat masih mengalami surplus yang tergolong cukup besar.
"Surplus sebesar 1,52 juta dolar AS, ini secara kumulatif mulai Januari sampai September 2024," sebutnya.
Baca juga: Nilai impor NTB tercatat capai 49,26 juta dolar AS pada Juli 2024
Baca juga: Neraca perdagangan di NTB naik signifikan pada Juli 2024
Baca juga: BPS: Neraca perdagangan di NTB defisit 38,56 juta dolar AS