Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapatkan tambahan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 4.493 ton menjelang musim tanam 2024-2025.
"Menjelang musim tanam pada akhir 2024 ini, Lombok Tengah dapat tambahan pupuk bersubsidi jenis urea yang sebelumnya 23.573 ton sekarang menjadi 26.067 ton dan NPK menjadi 22.909 ton," kata Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan di Dinas Pertanian Lombok Tengah Zaenal Arifin di Lombok Tengah, Selasa.
Ia mengatakan, total kuota awal pupuk bersubsidi untuk Lombok Tengah jenis urea sebanyak 13.758 ton dan pupuk bersubsidi jenis NPK sebanyak 9.731 ton, sehingga total pupuk bersubsidi sebanyak 23.489 ton di 2024.
Baca juga: Pupuk bersubsidi di Lombok Tengah 2024 dialokasikan sebanyak 23.489 ton
Saat Menteri Pertanian datang ke Lombok Tengah, mendapatkan lagi alokasi tambahan untuk pupuk bersubsidi jenis urea yang awalnya hanya 13.758 menjadi 23.573 ton dan NPK dari 9.731 ton menjadi 20.910 ton.
"Kami kembali mendapatkan tambahan pupuk bersubsidi untuk jenis urea sebanyak 2.495 ton dan jenis NPK sebanyak 1.999 ton, sehingga total tambahan kedua ini sebanyak 4.493 ton," katanya.
Ia mengatakan, jika melihat adanya tambahan alokasi pupuk bersubsidi kepada para petani ini, maka tidak ada kata tidak ada untuk masyarakat di lapangan, karena sampai 96 persen alokasi pupuk yang diterima sudah sesuai dengan kebutuhan E-RDKK.
“Karena di E-RDKK ada 26.975 ton kebutuhan kalau urea ini dan saat ini serapan di lapangan antara 50 sampai 60 persen. Artinya masih aman untuk musim tanam pertama tahun depan juga,” katanya.
Baca juga: Distan Lombok Tengah sebutkan Petani tembakau tak dapat pupuk subsidi
Di satu sisi meski alokasi pupuk sudah sangat cukup, namun tidak dinafikan masih banyak keluhan para petani di lapangan akan kekurangan pupuk. Hal ini disebabkan karena masyarakat tidak mematuhi rekomendasi dinas terkait dengan penggunaan pupuk bersubsidi ini.
“Untuk jagung misalnya kita diberikan urea hanya 300 kuintal per hektar tapi kadang petani memupuk jagung sampai 1 ton per hektare, maka wajar petani tetap merasa kurang,” katanya.
Baca juga: Distan Lombok Tengah: distributor menyalurkan pupuk subsidi untuk petani
Selain itu selama ini kebiasaan masyarakat yang hanya menggunakan pupuk urea, padahal NPK juga banyak yang sudah didistribusikan. Maka pihaknya meyakini jika para petani tetap mematuhi rekomendasi dari dinas diyakini kelangkaan pupuk tidak akan pernah terjadi.
“Tapi kebiasaan masyarakat kadang kalau belum menggunakan pupuk urea masih belum dikatakan sempurna. Padahal kandungan pupuk NPK itu lebih lengkap dan bisa meningkatkan produksi pertanian," katanya.
Baca juga: Kodim Lombok Tengah mengawal pendistribusian pupuk subsidi ke petani