Pelaku pasar hati-hati cermati Pilpres AS

id US Election,Pemilihan Presiden Amerika Serikat,United States,Amerika Serikat,AS,Produk Domestik Bruto,PDB,Pipres AS,pert

Pelaku pasar hati-hati cermati Pilpres AS

Calon presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris dan Donald Trump bersaing ketat kurang dari dua pekan sebelum pemilihan umum untuk menentukan presiden pada 5 November, menurut jajak pendapat Emerson College yang dirilis pada Sabtu (26/10)/2024)/ ANTARA/foto-Anadolu/py

Jakarta (ANTARA) -

Ekonom dan praktisi pasar modal Hans Kwee mengatakan bahwa pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati mencermati Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) pada Selasa (05/11) waktu setempat.
Responden dalam survei nasional yang dilakukan oleh Emerson College Polling menunjukkan bahwa dukungan bagi Donald Trump dan Kamala Harris menunjukkan hasil sama, yaitu masing-masing memperoleh 49 persen suara.

"Menjelang Pilpres AS, pasar hati- hati karena jajak pendapat bahwa suara (Donald) Trump dan (Kamala) Haris berimbang," ujar Hans saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.

Hans mengatakan bahwa apabila Donald Trump memenangkan kontestasi, maka dapat berdampak positif terhadap ekonomi dan pasar saham AS.

Namun demikian, menurutnya, kemenangan tersebut bencana bagi global khususnya emerging market, termasuk Indonesia.

"Kemenangan Trump akan positif bagi ekonomi dan pasar saham AS, tetapi bencana bagi dunia dan emerging market, termasuk Indonesia. Tetapi sifat kejatuhan pasar jangka pendek," ujar Hans.

Baca juga: Nilai tukar rupiah hari ini menguat saat pasar antisipasi rilis PDB RI kuartal II-2024

Sementara itu, terkait sentimen dari dalam negeri, Ia memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi atau besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia akan berada di kisaran 5 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2024.

Untuk periode kuartalan, Ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada di level 1,60 persen quartal on quartal (qoq) pada kuartal III- 2024. Rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III- 2024 tersebut, menurutnya, tidak akan terlalu berdampak negatif bagi pasar saham Indonesia, yang nama koreksi pasar saham saat ini lebih dikarenakan mendekati Pilpres AS.

Baca juga: Ekonomi Gaza susut hingga nilainya sebelum diserbu Israel

"Tidak terlalu negatif bagi pasar Indonesia. Tetapi, pasar saham koreksi karena mendekati Pemilu AS," ujar Hans.

Dari mancanegara, akan diselenggarakan pesta demokrasi berupa Pemilihan Presiden (Pilpres) di AS pada Selasa (05/11), serta terdapat penyelenggaraan The Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed pada 6 dan 7 November 2024 waktu AS.

Sementara itu, dari dalam negeri, pada Selasa (05/11), Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis pertumbuhan ekonomi atau atau besaran Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2024.