FFI adalah bentuk pengakuan dan kerja keras insan perfilman

id FFI,Menteri Kebudayaan,Kementerian Kebudayaan

FFI adalah bentuk pengakuan dan kerja keras insan perfilman

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sambutannya saat membuka The 13th Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) 2024 di Ratu Convention Center, Jambi, Selasa (19/11/2024). ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/Spt.

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan (Menbud) Republik Indonesia Fadli Zon mengapresiasi penuh gelaran penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 dan mengatakan bahwa acara tersebut digelar sebagai bentuk pengakuan dan kerja keras para sineas di Indonesia.

"Film Indonesia adalah milik kita bersama, sumber kebanggaan dan inspirasi, FFI adalah bentuk pengakuan dan kerja keras insan perfilman, terlepas dari segala tantangan yang telah memberikan dampak besar," kata Fadli saat memberikan sambutan dalam Malam Anugerah FFI 2024 diIndonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Rabu malam.
"Bukan hanya bagi penikmat film, penonton film, tapi juga untuk membangun citra Indonesia di kancah global," sambungnya.
Melalui Kementerian Kebudayaan, Fadli mengatakan pemerintah akan terus mendukung ekosistem perfilman di Indonesia. Kini, Indonesia telah memiliki Kementerian Kebudayaan yang berdiri sendiri dan bertugas untuk memajukan kebudayaan nasional.
Baca juga: Festival Film Indonesia jadi bukti kestabilan industri film di tanah air
Hal tersebut tercantum dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 Tentang kemajuan kebudayaan menjadi pondasi dalam kerangka mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk memperkaya keberagaman budaya, memperteguh jati diri bangsa, dan memperkokoh persatuan.
"Jadi, jelas sekali ini adalah perintah konstitusi, salah satunya kemajuan kebudayaan itu melalui film Indonesia," kata Fadli.
Lebih lanjut, dia mengatakan terbentuknya Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia merupakan bentuk komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina kebudayaan.
Hal ini termasuk mendukung talenta-talenta bangsa untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan membentuk kepribadian dalam kebudayaan.

Baca juga: Penjurian Piala Citra FFI dilakukan dengan ketat

Selain itu, Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman juga menjadi landasan penting untuk melindungi, mendorong, dan mengembangkan ekosistem perfilman yang sehat dan berdaya saing.
Landasan tersebut dibuat untuk memastikan bahwa karya-karya sineas Indonesia tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, penguatan budaya, dan pembangunan karakter bangsa.
"Hari ini, Piala Citra bukan sekadar penghargaan, dia adalah simbol apresiasi terhadap dedikasi, kerja keras, dan kecintaan terhadap seni dan budaya," kata Fadli.
"Setiap film yang diciptakan adalah cerminan keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia, yang memperkenalkan wajah bangsa kita ke mata dunia. Tak peduli siapa yang membawa pulang penghargaan, sesungguhnya saudara-saudara semua adalah pemenang," lanjutnya.
Fadli juga mengatakan film-film yang lahir dari tangan sineas Indonesia telah berhasil menggugah hati banyak orang, baik di Indonesia maupun mancanegara. Dia pun berharap FFI tidak hanya menjadi ajang penghargaan bagi para insan perfilman Indonesia, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih menghargai karya dari seniman lokal.
"Saya berharap, pesan dan semangat dari Festival Film Indonesia 2024 dengan tema 'Merandai Cakrawala Sinema Indonesia' akan terus hidup dalam hati dan karya kita," katanya mengakhiri sambutan.*