Bandara Bali Utara lebih baik di lepas pantai

id Bandara Bali,Bibu,Bali Utara,Lepas pantai,Bangun bandara

Bandara Bali Utara lebih baik di lepas pantai

Illustrasi: Foto udara sisi barat kawasan reklamasi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali, Jumat (23/11/2018). Reklamasi tersebut dilakukan pihak PT Angkasa Pura I (Persero) untuk peningkatan kapasitas bandara tersebut. (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Mataram (Antaranews NTB) - Pemerintah disarankan untuk tetap membangun Bandara Internasional Bali Utara di lepas pantai Kabupaten Buleleng karena bebas dari situs budaya desa adat dan pura.

Direktur Utama Bibu Kinesis Indonesia selaku konsultan proyek bandara, Iwan Erwanto melalui siaran persnya, Rabu, mengatakan, penunjukan lokasi itu telah mempertimbangkan konsep kehati-hatian terhadap kearifan lokal di samping terbatasnya alokasi tanah daratan di wilayah tersebut.

"Setelah melalui proses panjang semuanya sudah dipertimbangkan dengan menghormati kearifan lokal masyarakat setempat. Apa yang kami inginkan adalah bagaimana agar masyarakat Bali Utara memiliki bandara yang layak untuk menopang kehidupan mereka," katanya.

Menurut dia, wilayah laut atau pantai di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng adalah pilihan terbaik pembangunan bandara di Bali Utara. Semua tahapan administrasi penetapan lokasi pun telah dilakukan, namun hingga kini terkesan tak digubris.

"Semua permintaan Kemenhub mulai dari menghadirkan investor, pemda, hingga perusahaan sejenis yang memiliki minat sama untuk jalin kerjasama sudah dilakukan. Proses itupun ternyata belum menjadikan pertimbangan bagi pemerintah untuk segera melaksanakan penerbitan izin lokasi pembangunan bandara," katanya.

Sementara itu, mantan Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan, pemerintah seharusnya tidak mengambil keputusan sepihak dalam menentukan lokasi proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara. Pemerintah harusnya memberi ruang bicara kepada masyarakat asli setempat untuk kemudian mengakomodir aspirasi mereka.

"Yang paling tahu Bali adalah orang Bali sendiri. Pemerintah dalam menjalankan proyek harus mendengar aspirasi masyarakat Bali.
Kenapa lokasinya (ideal) di laut karena ini pengalaman baru buat Indonesia. Tunjukkan kita mampu, karena ini jadi challenge buat Inonesia dalam membangun bandara dekat laut," katanya.

Hal senada disampaikan oleh perwakilan warga Desa Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, I Made Mangku. Menurut Made, penentuan lokasi proyek pembangunan Bandara Internasional Bali Utara sebaiknya melibatkan masyarakat lokal, agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Apalagi, dengan kehadiran bandara di wilayahnya diyakini dapat menjadi mesin penggerak ekonomi baru di Bali Utara, khususnya bagi masyarakat Buleleng.

"Tentu  masyarakat lokal harus lebih banyak terlibat. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus mendengar apa yang menjadi aspirasi rakyat di Bali,"  katanya.