Dompu (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan tingkat partisipasi pemilih di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Pilkada serentak 2024 melampaui target nasional dan tertinggi se-NTB.
"Tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada Dompu sebesar 86,33 persen dan telah melampaui target yang dicanangkan KPU RI sebesar 85 persen," kata Kadiv Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia KPU Dompu, Yusuf kepada ANTARA di Dompu, Senin.
Menurut dia, Kabupaten Dompu satu-satunya daerah di NTB yang mencapai target nasional tersebut. Dompu tertinggi di NTB dengan total jumlah partisipasi masyarakat sebanyak 164.492 pemilih dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 190.546 pemilih setara dengan 86,33 persen. Diikuti Kota Bima 85 persen, KSB 83,26 persen, KLU 82,54 persen dan paling buncit itu Kota Mataram yakni 64,27 persen," bebernya.
Lebih lanjut, ia memaparkan, pada Pilkada Dompu kali ini terjadi lonjakan yang sangat signifikan pada DPT. DPT tahun 2020 sebesar 163.391, sementara pada 2024 DPT sebesar 190.546.
"Artinya ada kenaikan 27.155," jelasnya.
Selain itu, lanjut Komisioner yang akrab disapa bang Sandi ini, secara akurasi dan kualitas pemilihan sangat bagus.
"Itu bisa dilihat dari jumlah suara sah yakni 162.520 atau setara dengan 85,15 persen, dari 164.623 atau 86,39 persen jumlah pemilih yang menyalurkan hak suaranya," paparnya.
Baca juga: Bambang-Syiraj menang di Pilkada Dompu 2024 hasil rekapitulasi KPU
"Kualitas dan akurasi pemilih ini dipengaruhi berbagai hal, seperti waktu pelaksanaan yang sangat panjang sehingga pemilih lebih keluasan menentukan pilihannya, peserta pilkadanya hanya dua paslon, rekam jejak paslon dan tidak bisa dinafikan juga faktor-faktor lain," sambung Yusuf.
Meski demikian, kata dia, pihaknya pun mengakui adanya penurunan dari partisipasi pemilih pada Pilkada Dompu 2020 yang mencapai 93,35 persen dan Pemilu 2024.
"Secara persentase, memang parmasnya menurun dibanding pada pelaksanaan Pilkada sebelumnya dan Pemilu 2024 lalu," jelasnya.
Ia juga memaparkan, beberapa faktor yang menyebabkan turunnya tingkat partisipasi masyarakat di Pilkada 2024 ini di antaranya pemilih meninggal dunia ketika sudah ditetapkan sebagai DPT.
Baca juga: KPU tetapkan Bambang-Syirajuddin sebagai Bupati/Wakil Bupati Dompu terpilih
Selanjutnya, ada warga yang pindah alamat domisili, pindah memilih, pemilih tidak dikenal dalam DPT, hingga pemilih tidak berada di tempat ketika pendistribusian formulir C Pemberitahuan Memilih.
"Ada juga yang tidak memilih karena sibuk di ladang jagung, tapi persentasenya itu sangat kecil," ujarnya.
Selain itu, banyak pemilih yang terdaftar di DPT sudah keluar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan sebagian lainnya tengah melanjutkan pendidikan di luar daerah.
Yusuf mengungkapkan, saat proses pendataan pemilih, petugas juga menemukan beberapa orang warga yang menolak untuk didata sebagai pemilih karena alasan ideologi.
"Namun, setelah dilakukan upaya pendekatan, beberapa orang tersebut akhirnya mau didata sebagai pemilih pada Pilkada 2024," tandasnya.
Hal yang sama disampaikan Kadiv Perencanaan Data dan Informasi (Perdatin) KPU Dompu Nasaruddin.
Dikatakannya, pada pelaksanaan Pilkada kali ini bukan hanya Dompu saja yang mengalami penurunan angka partisipasinya, melainkan semua Kabupaten/Kota dan Propinsi.
"Itu dikarenakan banyaknya jumlah pemilih yang tidak dapat di temukan dalam DPT yang di tetapkan," pungkasnya.
Baca juga: Bupati Dompu terpilih Bambang Firdaus janjikan perbaikan ekonomi