Istanbul (ANTARA) - Rusia menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki agenda tersembunyi dalam sikapnya terhadap konflik di Ukraina, kata Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov.
Berbicara kepada wartawan di Moskow, Senin, Ryabkov membantah anggapan bahwa Rusia memiliki strategi terselubung,seraya menekankan bahwa posisi negaranya didasarkan pada kepentingan nasional.
"Tidak ada makna ganda, tidak ada agenda tersembunyi, dan tidak ada upaya untuk sekadar mencari simpati publik. Posisi kami berakar kuat pada kepentingan nasional yang tidak bisa kami khianati. Kami harus mempertahankannya," katanya.
Ryabkov juga menyinggung tim Presiden AS Donald Trump, dengan mengatakan bahwa meskipun terdapat kontradiksi dalam pernyataan mereka, setidaknya ada minat untuk melanjutkan dialog dengan Rusia.
"Kami siap berdialog, sebagaimana telah kami nyatakan berulang kali, termasuk pembahasan mengenai penyelesaian konflik di Ukraina. Namun, ini hanya bisa terjadi berdasarkan prinsip kesetaraan dan kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak," katanya menambahkan.
Dia menekankan pentingnya pengakuan terhadap realitas di lapangan serta perlunya menangani akar permasalahan untuk mencapai resolusi.
Baca juga: Kemenpar meminta polisi-PORA tuntaskan kasus penculikan warga Ukraina
"Kami sebelumnya telah menyebutkan bahwa setidaknya ada peluang kecil untuk menormalisasi hubungan Rusia-AS di bawah pemerintahan Trump. Apakah AS akan memanfaatkan peluang ini sepenuhnya bergantung pada mereka," katanya.
Baca juga: Pelaku perampokan WNA Ukraina di Bali ditangkap di Bandara Ngurah Rai
Ryabkov juga memperingatkan agar tidak menggunakan ultimatum dan retorika agresif dalam negosiasi dengan Rusia.
"Bahasa ultimatum, pernyataan provokatif, serta upaya memaksa kami menerima tuntutan yang tidak realistis dengan imbalan konsesi semu tidak akan berhasil dalam hubungan dan dialog dengan Rusia," tegasnya.
Sumber: Anadolu