Kaki Gunung Rinjani dilanda hujan dan angin kencang

id Gunung Rinjani

Kaki Gunung Rinjani dilanda hujan dan angin kencang

Panorama puncak Gunung Rinjani terlihat dari Desa Sapit, Kecamatan Suela, Lombok Timur, NTB, Selasa (23/10/2018). Menurut hasil survei Tim Taman Nasional Gunung Rinjani kondisi jalur pendakian ke Gunung Rinjani pascagempa dalam keadaan rusak berat akibat longsornya bukit penyesalan dijalur pendakian Sembalun dan terdapat 14 titik longsor dan retakan pendakian jalur Senaru yang diperkirakan baru bisa dibuka pada tahun 2020.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.

Mataram (Antaranews NTB) - Hujan deras disertai angin kencang mendera kawasan kaki Gunung Rinjani, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, sejak Sabtu (26/1).

Rosidin, warga Sembalun Lawang, mengatakan warga memilih berlindung di dalam rumah masing-masing selama hujan dan angin kencang meliputi daerah permukiman mereka.

"Seharian terus dilanda hujan deras dan angin kencang, paling jeda 20 menit kemudian hujan deras dan angin kencang lagi, yang bisa sampai lima jam-an," katanya saat dihubungi Antara dari Mataram, Senin, .

Warga Sembalun sudah biasa menghadapi cuaca demikian pada awal tahun. "Kalau tidak akhir Januari, awal Februari," katanya.

Ia menuturkan biasanya hujan deras disertai angin kencang terjadi selama beberapa hari sampai sepekan berturut-turut.

Rosidin mengatakan warga meyakini kalau hujan deras tidak berhenti turun tiga hari tiga malam, maka kondisi yang demikian akan berlangsung tujuh hari tujuh malam, dan kalau setelah tujuh hari tidak berhenti juga maka akan berlangsung sampai sembilan hari sembilan malam.

"Itu sudah menjadi hitungan penanggalan bagi warga daerah kami, yang berdasarkan cerita dari para orang tua dahulu," katanya.

Berdasarkan perkiraan itu, menurut dia, warga biasanya sudah mempersiapkan diri menghadapi cuaca ekstrem.

"Seperti menyiapkan logistik selama tidak beraktivitas di luar rumah," katanya.

Namun dia khawatir banjir bandang datang kalau hujan tak juga berhenti.

Sementara wilayah Mataram dan sekitarnya sampai sekarang hanya sesekali menghadapi hujan deras yang disertai angin kencang.

Wali Kota Mataram Ahyar Abduh mengimbau warga mewaspadai cuaca ekstrem yang menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berpotensi terjadi selama satu pekan mulai 23 sampai 29 Januari 2019.

"Diimbau kepada seluruh masyarakat Kota Mataram agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang ditimbulkan seperti terjadinya genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang, jalanan licin, dan gelombang tinggi untuk penyeberangan," katanya di Mataram, Kamis malam.

BMKG memprakirakan sebagian wilayah Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat, sepanjang 23-29 Januari 2019 berpeluang menghadapi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pagi, siang, hingga malam hari.

Selama kurun itu, menurut BMKG, warga wilayah pesisir pantai mesti mewaspadai gelombang dengan tinggi antara empat hingga enam meter.