Mataram (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Barat berkomitmen melakukan pembinaan intensif kepada aparatur desa agar bisa mengatasi keterbatasan aplikator tingkat desa dalam mengolah data statistik.
"Desa merupakan subjek dan ujung tombak pembangunan," kata Kepala BPS NTB Wahyudin dalam pernyataan di Mataram, Selasa.
Wahyudin menuturkan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan pengurangan kesenjangan pembangunan antara desa dan kota memerlukan data yang akurat dalam perencanaan, evaluasi, dan monitoring pembangunan.
BPS memiliki program Desa Cantik (cinta statistik) untuk menciptakan data statistik yang berkualitas, meningkatkan literasi data, serta melatih aparatur dan masyarakat desa dalam mengolah data.
Baca juga: BPS NTB ingatkan Bulog untuk keluarkan 51 ribu ton jagung
Program itu bertujuan meningkatkan peran aktif perangkat desa dalam perencanaan pembangunan yang tepat sasaran, serta mewujudkan Satu Data Indonesia.
"Dengan program itu, desa sebagai ujung tombak pembangunan diharapkan dapat semakin baik dalam menyajikan data, sehingga pembangunan desa menjadi lebih tepat sasaran," kata Wahyudin.
Bupati Lombok Timur Haerul Warisin sepakat bahwa data yang akurat sangat penting dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Baca juga: NTB kembali alami deflasi 0,6 persen pada Februari 2025
Dia mengapresiasi Desa Sepit di Kecamatan Keruak dan Desa Gerisak Semanggeleng di Kecamatan Sakra Barat yang terpilih sebagai Desa Cantik untuk mengikuti penilaian yang dilakukan oleh BPS NTB.
"Data penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sensus pertanian, penduduk, dan perekonomian. Data yang akurat akan memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan," pungkas Haerul.
Baca juga: Dinsos NTB dan BPS berkolaborasi perbaiki data kemiskinan
Baca juga: Angka kemiskinan di NTB turun 1 persen