Dompu (ANTARA) - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dalam waktu dekat akan segera menyerap 3.000 ton jagung petani yang ada di Kabupaten Dompu.
"Iya, tahap awal ini kita rencananya akan serap 3.000 ton sesuai ketersediaan kapasitas Silo (Tank silinder penampungan) yang ada di Corn Drying Center (CDC)/Sentra pengeringan jagung di Lanci Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu," ungkap Kepala Bulog Cabang Bima Heri Sulistyanto kepada ANTARA, Kamis.
Dikatakannya, saat ini posisinya dari tiga Silo CDC Lanci berkapasitas 9.000 itu satu Silo hampir bersih.
"Mudah-mudahan minggu ini bisa bersih, sehingga bisa kita serap/isi dengan jagung baru dari hasil petani dengan harga Rp.5.500 sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP)," ujarnya.
Baca juga: Bulog serap 43 ton beras dan gabah dari petani di Bima dan Dompu
Heri menjelaskan, stok yang 3.000 tersebut merupakan stok serapan komersil yang diserap sesuai harga pasar tahun lalu dan sudah terjual.
"Jadi kami juga melakukan pembelian komersil, selain Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Kedua skema itu, tentu pemasarannya dan prosedur serapannya berbeda," tegasnya.
Selanjutnya, untuk petani yang ingin diserap jagungnya oleh Bulog harus memiliki syarat yang harus dipenuhi oleh petani baik secara pribadi atau kelompok.
"Siapapun bisa menjual ke Bulog. Syaratnya, harus memiliki KTP, NIB (Nomor Izin Berusaha), NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), dan memiliki rekening bank. Selanjutnya, jagung kering dari petani dengan kadar air 14 persen," tutupnya.
Diketahui, saat ini jagung CPP sejumlah 13.800 ton yang masih tersimpan dan tersebar di Gudang-gudang milik bulog seperi di Gudang Jatiwangi, Kota Bima 1.400 ton, gudang Bolo Kabupaten Bima 1.700 ton dan gudang Dorotangga Dompu 10.700 ton.
Baca juga: Bulog akan serap 9.000 ton jagung di Bima dan Dompu
Baca juga: Bupati Dompu soroti kendala penyerapan hasil tani di CDC milik Bulog
Baca juga: Pemprov NTB mendukung revisi HPP jagung jadi Rp5.000