Surabaya (ANTARA) - National Hospital dengan bangga mengumumkan peluncuran teknologi pemeriksaan kanker payudara terbaru, Automated Breast Ultrasound System (ABUS). Inovasi ini hadir sebagai solusi mutakhir untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi deteksi dini kanker payudara, terutama bagi individu dengan risiko tinggi.
ABUS merupakan teknologi ultrasonografi 3D yang dirancang khusus untuk memberikan gambaran jaringan payudara yang lebih komprehensif dan detail dibandingkan dengan USG konvensional. Dengan cakupan area pemeriksaan yang lebih luas dan sudut pandang yang beragam, ABUS membantu dokter dalam mengidentifikasi lesi atau perubahan kecil yang mungkin terlewatkan pada pemeriksaan standar. "Kami sangat antusias untuk menghadirkan teknologi ABUS di National Hospital," ujar CEO National Hospital Ang Hoey Tiong.
Ang Hoey Tiong menambahkan bahwa pihaknya memahami pentingnya deteksi dini dalam keberhasilan penanganan kanker payudara. Dengan ABUS, lanjutnya, National Hospital berharap dapat memberikan harapan baru bagi para perempua. “Khususnya mereka yang memiliki faktor risiko tinggi," tambahnya.
Ang Hoey Tiong menegaskan, National Hospital berkomitmen untuk terus menyelami inovasi kesehatan yang terbaik. Tujuannya memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat. “Kami memberikan skrining ABUS ini kepada 1.000 lebih perempuan. Kami hadir untuk masyarakat Indonesia, kami memiliki banyak layanan dengan teknologi terbaru. Mulai dari Fetomaternal, MRI, hingga layanan spine dan bedah saraf serta orthopedi dan regenerative medical center National Hospital,” bebernya.
Baca juga: Bahaya gagal jantung, National Hospital Heart Center bersama Perki gelar simposium
Teknologi ABUS sangat direkomendasikan bagi individu dengan kondisi seperti riwayat keluarga dengan kanker payudara, jaringan payudara padat yang dapat menyulitkan deteksi tumor melalui mamografi, perempuan dengan implan payudara di mana visualisasi jaringan payudara bisa terhambat, dan sebagai pelengkap mamografi terutama jika hasil mamografi kurang jelas atau mencurigakan. "ABUS bekerja dengan cara yang nyaman dan non-invasif bagi pasien," jelas dr Andy Achmad Suanda, Sp.B (K) Onk, dokter spesialis bedah onkologi National Hospital.
Dokter Andy menuturkan, upaya preventif atau pencegahan terbaik adalah SADARI. Yakni, Periksa Payudara Sendiri. Dia menjelaskan, pemeriksaan payudara sendiri merupakan skrining terbaik untuk mendeteksi adanya kanker payudara di awal. "Proses ABUS ini lebih obyektif daripada USG biasa karena menghilangkan faktor operator dependent,” ucapnya.
Kemudian, lanjutnya, pemeriksaannya juga relatif cepat dan tidak menimbulkan radiasi. Sehingga, dr Andy menambahkan, pemeriksaan lebih aman untuk dilakukan secara berkala.
Baca juga: National Hospital Surabaya luncurkan tes genomics 360 karakteristik
National Hospital berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi teknologi terkini dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat. Kehadiran ABUS diharapkan dapat menjadi langkah maju yang signifikan dalam perang melawan kanker payudara di Indonesia. Pemeriksaan atau skrining ABUS dilakukan dengan tenaga ahli perempuan. National Hospital menginginkan pasien lebih nyaman dan aman selama pemeriksaan.
Masyarakat yang memiliki faktor risiko kanker payudara atau ingin mengetahui lebih lanjut mengenai teknologi ABUS dapat menghubungi National Hospital di 08112975700 atau mengunduh National Hospital Apps di Playstore atau Iphone.
Baca juga: National Hospital luncurkan layanan USG Fetomaternal berteknologi AI di Jatim