Ekonom menilai perlunya eksperimen dalam program Kopdes MP

id koperasi desa,kopdes,kemenkop

Ekonom menilai perlunya eksperimen dalam program Kopdes MP

Warga menggunakan jasa layanan di gerai Koperasi Desa Merah Putih Desa Hutadaa di Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Selasa (17/6/2025). Kopdes Merah Putih Hutadaa memiliki berbagai gerai seperti service hp maupun gerai yang menjual bahan kebutuhan harian, pangan, gas elpiji, layanan jasa, toko obat dan simpan pinjam. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/bar

Jakarta (ANTARA) - Ekonom dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Paramadina Muhammad Iksan mengingatkan pemerintah untuk tidak terburu-buru menjalankan program Koperasi Desa Merah Putih, melainkan fokus pada eksperimentasi dan proyek percontohan daripada mengejar target jumlah yang ambisius.

Pendekatan ini memungkinkan evaluasi dan perbaikan program sesuai dengan kondisi riil di lapangan. Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Jumat, Iksan menuturkan pendekatan yang terlalu masif tanpa perencanaan matang berpotensi menimbulkan kerugian negara. Ia mengingatkan masalah penyimpangan dana yang pernah terjadi pada program dana desa. “Lebih baik terlambat daripada rugi,” kata Iksan.

Lebih lanjut, Iksan memaparkan beberapa masalah krusial yang perlu dipertimbangkan dalam program Koperasi Desa Merah Putih.

Ia menyoroti bahwa pembentukan koperasi yang didorong dari atas ke bawah (top-down) tidak sejalan dengan hakikat koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat yang bottom-up dan otonom, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992.

Menurutnya, pendekatan top-down berisiko membuat koperasi tidak mandiri dan rentan terhadap intervensi eksternal. Dengan target pembentukan koperasi baru yang sangat besar dan ambisius, serta keinginan untuk segera memperoleh keuntungan, program ini dinilai terlalu mengabaikan realitas lapangan.

Ia menyebut tantangan terkait tata kelola, manajemen risiko, dan pengawasan kelembagaan akan sangat besar, apalagi jika melihat penurunan jumlah koperasi unit desa (KUD) sebelumnya.

“Sehingga perlu adanya eksperimentasi mungkin piloting project tanpa harus terburu-buru menghasilkan 80 ribu, tapi lebih ke eksperimentasi, artinya melihat situasi dan kondisi yang ada di lapangan,” tuturnya.

Hingga saat ini, tercatat sekitar 80.500 Koperasi Desa Merah Putih yang terbentuk di seluruh Indonesia, dengan 77.000 di antaranya telah memiliki badan hukum dari Kementerian Hukum.

Baca juga: Kopdes Merah Putih jadi penggerak stabilisasi pangan

Program 80 ribu Kopdes Merah Putih ini rencananya akan diluncurkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025 di Klaten, Jawa Tengah. Dari puluhan ribu koperasi tersebut, ada 103 koperasi yang menjadi percontohan yang juga akan diluncurkan serentak oleh presiden pada tanggal yang sama.

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa 80 ribu koperasi lebih itu ditargetkan dapat beroperasi penuh pada Desember 2025, sesuai dengan keinginan presiden.

Baca juga: Gerai Kopdes Merah Putih sederhanakan rantai pasok pangan

Ia membantah anggapan bahwa fokus operasional tahun ini hanya akan terbatas pada 103 kopdes percontohan.

“Enggak. Presiden sudah bilang targetnya akhir tahun ini, Desember 2025, 80 ribu itu semua sudah beroperasi,” kata Budi Arie di Jakarta, Kamis (10/7).

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.